Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Corona Xbb Bisa Menyerang Orang yang Pernah Terinfeksi Varian Lain
27 Oktober 2022 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengingatkan masyarakat untuk tak abai dengan kehadiran subvarian Omicron Xbb. Subvarian ini terbukti cepat menular dan dapat menyerang mereka yang pernah terinfeksi varian lain.
ADVERTISEMENT
"Terkait varian baru ini, WHO menyatakan vaksin yang tersedia masih efektif. Meski berdasarkan studi di China, varian Xbb ini dapat menghindari antibodi, yang artinya orang yang pernah terinfeksi varian lain dan yang sudah dapat vaksin lengkap tetap berisiko terinfeksi varian baru ini juga," kata Reisa dalam keterangan di YouTube Setpres, Kamis (27/10).
Dengan berlangsungnya 2,5 tahun pandemi, Reisa meminta masyarakat mengetahui risiko potensi lonjakan dan lebih disiplin dalam menerapkan prokes serta hidup sehat.
Ia juga mengimbau semua penduduk Indonesia segera melengkapi vaksinasi booster atau dosis ketiga. Meski varian Xbb dapat menyerang orang yang sudah divaksin lengkap, vaksin booster masih sangat berdampak meringankan dan mengurangi kasus COVID-19.
"Hingga 25 Oktober 2022, yang telah menyelesaikan booster baru 64,8 juta orang atau 27,6%. Padahal WHO menyarankan 50% dari total jumlah penduduk. Indonesia masih harus mengejar ketertinggalan," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Yang sudah menyelesaikan dosis kedua hampir 73,2% dari total sasaran, artinya banyak yang belum melanjutkan booster. Vaksin booster akan melindungi dari risiko penyakit yang parah. Vaksin masih hal yang sangat penting untuk menekan gejala yang timbul dan risiko kematian," imbuhnya.
Soal ketersediaan vaksin, Reisa memastikan pemerintah terus berupaya menyediakan dengan skema pengadaan dan hibah. Ada 5 juta dosis vaksin Pfizer yang tersedia, dan akhir minggu ini setelah pengujian dari BPOM selesai dapat segera didistribusikan ke seluruh provinsi.
"Vaksinasi tersedia di berbagai RSUD, puskesmas, klinik vaksinasi, hingga sentra penyedia vaksinasi. Terkait dugaan vaksinasi covid mengakibatkan gangguan ginjal akut pada anak, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan kejadian tersebut berkaitan dengan vaksin maupun penyakit COVID-19nya. Selain itu, vaksin COVID-19 saat ini baru diberikan kepada anak usia 6 tahun ke atas," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah terus melakukan berbagai penyelidikan dan investigasi terkait penyakit gangguan ginjal akut yang ternyata diakibatkan cemaran bahan toksik yakni etilen glikol dan dietilen glikol. Dua bahan ini tidak ada pada vaksin. Maka, jangan takut dan khawatir melengkapi vaksinasi bagi anak usia 6 tahun ke atas," pungkasnya.