COVID-19 Naik Lagi, Sekolah Harus Fleksibel dengan Kesehatan Siswa

26 Januari 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa Sekolah Dasar 15 Pagi Mangga Besar menunggu jemputan orang tua usai mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka di Jakarta, Rabu (19/1/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Siswa Sekolah Dasar 15 Pagi Mangga Besar menunggu jemputan orang tua usai mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka di Jakarta, Rabu (19/1/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di tanah air kembali meningkat hampir menyentuh angka 5.000 kasus pada Selasa (25/1), tepatnya di angka 4.878. Pasien dengan kasus Omicron bahkan sudah ada yang meninggal 2 orang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan pembelajaran tatap muka (PTM)?
Anggota Komisi Pendidikan DPR, Ledia Hanifa Amaliah, berpendapat pihak sekolah harus jeli melihat kondisi kesehatan peserta didik.
“Pihak sekolah harus sangat mengenali kondisi kesehatan siswanya. Dan fleksibel terhadap kondisi kesehatan siswa. Karena masih ada sekolah yang menganggap siswa yang tidak hadir karena kondisi kesehatan, dianggap membolos dan tidak disediakan materi pembelajaran saat dia tidak hadir,” kata Ledia saat dimintai tanggapan, Rabu (26/1).
Ketika ditanya apakah harus dihentikan PTM sembari menunggu kasus COVID-19 terkendali, Ledia mengatakan kewenangan tersebut ada di level Kabupaten Kota, sehingga Pemda harus fleksibel.
Ledia Hanifa (kanan), anggota DPR RI Fraksi PKS. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Fleksibilitas regulasi PTM ada pada level kota/kabupaten, karena kewenangan terhadap SD dan SMP adanya di kab kota. Satgas tingkat kota/kabupaten berkewenangan untuk memutuskan apakah PTM berlaku 100% atau 50% atau belajar dari rumah,” beber Sekretaris Fraksi DPR ini.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, terkait beberapa provinsi yang mengambil kebijakan berbeda terkait PTM, Ledia memaklumi, sebab kondisi sejumlah daerah memiliki kondisi COVID-19 berbeda.
“Beberapa daerah kabupaten kota memiliki kondisi yang berbeda, menurut saya kabupaten kota yang mengambil keputusan,” tandas legislator dapil Bandung ini.
Diberitakan sebelumnya, akibat kasus Omicron yang meningkat 90 PTM di Jakarta telah dihentikan sementara, tetangga Jakarta, yaitu Jawa Barat memutuskan tetap menggelar PTM meski ada ancaman penularan di Siswa.