COVID di China Menggila, Parasetamol Mulai Langka di Australia hingga Hong Kong

21 Desember 2022 9:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antrean apotek di Beijing, China pada Rabu (14/12) foto: via. Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Antrean apotek di Beijing, China pada Rabu (14/12) foto: via. Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lonjakan kasus COVID-19 mendorong terjadinya kelangkaan obat-obatan di China. Beberapa warga China yang tinggal di Australia dan Singapura bahkan mengirimkan obat pilek dan flu yang dijual bebas kepada keluarga mereka di kampung halaman.
ADVERTISEMENT
Protes mengenai peraturan COVID-19 yang dijalankan rakyat setempat menyebabkan Beijing melonggarkan langkah-langkah pandemi yang ketat. Kendati demikian, pemerintah setempat memperingatkan pasokan medis yang ketat dan harga yang dinaikkan oleh pengecer.
Dilansir Financial Times, Kota Beijing mulai melaporkan kekurangan persediaan medis sejak Kamis (8/12), khususnya obat demam dan alat Antigen Rapid Test (ART). Media melaporkan warga membentuk antrean di depan apotek demi mendapatkan stok parasetamol yang menipis.
Kebiasaan menimbun stok obat-obatan warga setempat adalah salah satu faktor kelangkaan parasetamol yang terjadi di daratan Tiongkok saat ini.
Badan Pengawas Makanan setempat mengingatkan warga untuk membeli obat-obatan secara rasional dan tidak menimbun persediaan obat.
"Tolong beli secara rasional, beli sesuai permintaan, dan jangan menimbun secara membabi buta," kata Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota Beijing.
ADVERTISEMENT
Sejak minggu lalu, banyak apotek dan platform jual beli online yang mengumumkan kekosongan stok obat flu.
Kenaikan harga tablet parasetamol dapat dilihat di platform belanja online terbesar di China, Alibaba. Harga tablet parasetamol yang biasanya hanya seharga $4 meningkat sepuluh kali lipat pada seminggu terakhir menjadi $40 untuk 20 tablet.
Media pemerintah China CCTV melaporkan bahwa perusahaan farmasi milik pemerintah Sinopharm telah menggandakan kapasitas produksi obat-obatan. Utama hariannya karena peningkatan tajam dalam permintaan obat-obatan untuk mengobati gejala demam dan batuk.
Tidak hanya Beijing, kelangkaan parasetamol ini perlahan menyebar ke Hong Kong, Makau, dan di beberapa lingkungan di Australia. Ketika warga Tionghoa yang tinggal di lingkungan tersebut mencari obat demam dan alat uji virus untuk dikirim ke keluarga dan teman.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, seorang apoteker di Box Hill, rumah bagi salah satu komunitas Tionghoa terbesar di Australia mengatakan bahwa beberapa apotek melaporkan kehabisan stok merek parasetamol yang umum dijumpai, Panadol.
Sementara itu, di Hong Kong, dua staf penjualan di toko farmasi mengatakan stok Panadol sangat sedikit di seluruh jaringannya di kota.
Bahkan Sekretaris Kesehatan setempat Lo Chung-mau mengatakan pada Minggu (11/12), pemerintah akan memastikan pasokan obat berbasis parasetamol untuk menenangkan ketakutan akan kekurangan akan habisnya stok obat tersebut.
Beberapa warga negara Tiongkok yang tinggal di Singapura juga mulai mengirim obat-obatan ke rumah karena khawatir keluarga mereka di kampung halaman.
Penulis: Andin Danaryati