Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cucu Durhaka Aniaya Neneknya Sendiri di Bekasi demi Uang
8 Desember 2017 19:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Umur panjang merupakan anugerah kehidupan bagi manusia. Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata orang di Indonesia mempunyai angka harapan hidup pada kisaran 70 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun tak jarang pula, beberapa warga negeri ini berhasil melampauinya, salah satunya adalah Nenek Sarpinah. Perempuan kelahiran 14 Maret 1923 ini telah menempuh 94 tahun perjalanan hidup di dunia.
Di usia yang 20 tahun lebih dari usia harapan hidup penduduk Indonesia, Nenek Sarpinah justru tertimpa celaka. Pahitnya, celaka Nenek Sarpinah tersebut diakibatkan oleh cucunya sendiri, Ali. Ali adalah cucu Nenek Sarpinah dari putri keduanya. Sarpinah memiliki empat anak.
Penganiayaan yang dilakukan si cucu tak tahu diri ini, menurut Nukwanti, salah satu menantu Nenek Sarpinah, terjadi pada Selasa (5/12) pagi.
"Nek Sarpinah kan emang tinggal dikelilingi cucu ya, di sekitar rumah sini emang cucu dan anaknya semua yang tinggal. Hari Selasa subuh itu, Ali datang ketok pintu, ya namanya cucu kan ya dibukainlah sama Nenek. Begitu dibuka, si Nenek langsung dihujani pukulan pakai batu bata sama si Ali," ujar Nukwanti menahan tangis saat ditemui di Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Nukwanti sebelumnya tidak mengira si Ali bisa berlaku sekeji itu kepada mertuanya yang sudah berada di usia sangat senja.
"Dia berbahaya, Mas, nekat, dulu juga pernah kejadian 6 tahun lalu, uang Rp 10 juta saya dicuri," timpal Burhanudin, suami dari Nukwanti, yang merupakan anak ketiga Sarpinah.
Sebenarnya, pihak keluarga telah memaafkan semua kesalahan yang pernah Ali lakukan di saat yang lalu, namun dengan kejadian tersebut, pihak keluarga kini merasa ketakutan dengan keberadaan Ali yang belum diketahui sejak kejadian.
"Terus terang, Mas, kami sekeluarga takut, kan dia oran nya nekat. Saya berpesan sama anak-anak saya, kalau di jalan ketemu si pelaku ini, usahakan secepatnya menghindar, saya cuma takut anak saya kenapa-kenapa, disandera misalnya," ujar Nukwanti bergidik.
ADVERTISEMENT
Ali diduga oleh keluarga tega melakukan aksinya atas dasar motif ekonomi. Ali tengah berencana menikahi gadis pilihannya, yang sudah ia lamar sejak bulan lalu.
"Mungkin dia ada kebutuhan mendesak untuk menikah, bulan lalu saya sendiri beserta kedua orang tuanya dan majikannya mengantar Ali dalam prosesi lamaran. Dan di mobil mas, sudah saya tekankan padanya, untuk bekerja yang baik dan benar, hidup lurus, karena kini sudah ada orang yang mau memberinya kepercayaan. Persis sebulan lalu saya berkata demikian," kenang Nukwanti.
Ali bekerja di sebuah usaha laundry yang dikelola oleh seorang pegawai pemda di daerah Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Keluarga telah menyerahkan semua kasus ini kepada pihak kepolisian, agar semuanya diusut tuntas.
ADVERTISEMENT
Sedangkan ketika ditanya perihal kemungkinan mediasi, Nukwanti menolak tegas. "Dia berbahaya, Mas, biar kapok sekalian, semalam setelah kejadian dan Ali belum bisa ditemukan, kami sekeluarga enggak bisa tidur," ujar Nukwanti.
Nada pengampunan justru sempat diucapkan oleh Nenek Sarpinah sendiri. "Ali di mana, sudah ketangkep belum? Kalau ketangkep kasihan juga dia nanti dipenjara," ujar Nukwanti menirukan kata-kata ibunya.
Di lain sisi, orang tua dari Ali justru berharap tertangkapnya Ali bisa menjadi pertobatan baginya. Tiga hari berselang setelah penganiayaan itu, Ali dan kekasihnya juga tak kunjung ditemukan.
"Hari Selasa siang, kami dan Buser Polres Bekasi mencoba mencari Ali ke rumah tunangannya, rupanya Ali juga mengajak tunanganya pergi. Jadi malah kaget ortu tunangannya," ujar Nukwanti.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga pun sampai saat ini masih berusaha mencari keberadaan Ali. Namun, mereka masih tetap waspada jika saja Ali kembali untuk melakukan hal nekat lainya.