Cukup Sudah, Tak Ada Lagi Dikotomi Naturalisasi dan Normalisasi Atasi Banjir DKI

24 Februari 2021 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara suasana wilayah bantaran sungai Ciliwung di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (5/1/2020). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara suasana wilayah bantaran sungai Ciliwung di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (5/1/2020). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
ADVERTISEMENT
Dalam penanganan banjir Jakarta, istilah naturalisasi dan normalisasi sudah tidak asing lagi. Namun, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Yusmada Faizal meminta agar kedua istilah itu tak lagi dikotomi.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi enggak ada lagi dikotomi naturalisasi normalisasi," tegas Yusmada kepada wartawan, Rabu (24/2).
Dia mengatakan, keduanya sama-sama untuk mengatasi air di Jakarta agar tak terjadi banjir. Baik itu langkah penanganan secara natural atau dilakukan skema penambahan konstruksi, keduanya dilakukan untuk bisa menampung air agar tak limpas ke jalan atau pemukiman warga.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faizal Foto: Nabilla Fatiara/kumparan
"Saya enggak mau celah, tolong naturalisasi dan normalisasi itu kaitannya adalah benar-benar saluran-saluran air itu kita dalam kapasitas yang cukup. Bahwa penanganannya nanti bisa cara-cara yang natural atau bisa sheet pile itu, bisa jadi penahan dinding tebing itu konstruksinya," jelasnya.
Untuk diketahui, istilah naturalisasi digunakan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sementara normalisasi digunakan oleh gubernur-gubernur sebelum Anies, termasuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
ADVERTISEMENT
Yusmada sendiri pada 2015 silam, pernah menjadi Kadis Bina Marga di bawah komando Ahok. Saat ini Yusmada menjabat Kadis SDA di bawah komando Anies untuk mengatasi banjir.