Curah Hujan 2025 Normal hingga di Atas Normal, Ini Rekomendasi BMKG

4 November 2024 20:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers Climate Outlook 2025, Senin (4/11/2024).  Foto: YouTube/ BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers Climate Outlook 2025, Senin (4/11/2024). Foto: YouTube/ BMKG
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis "Climate Outlook 2025" atau "Pandangan Iklim 2025", Senin (4/11). Tujuannya sebagai panduan untuk antisipasi dampak kondisi iklim pada 2025.
ADVERTISEMENT
Dalam rilis itu, BMKG memprediksi curah hujan tahunan Indonesia pada 2025 dalam kondisi normal dengan jumlah curah hujan tahunan berkisar 1.000-5.000 mm/tahun.
Kemudian, BMKG juga memprediksi sekitar 15 persen wilayah Indonesia mengalami curah hujan di atas normal.
Lantas, bagaimana rekomendasi BMKG dalam menghadapi kondisi iklim Indonesia tahun depan?
"Terkait curah hujan tahun 2025 yang mayoritas diprediksi mengalami kondisi curah hujan normal hingga di atas normal, sangat cocok untuk mendukung upaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan di wilayah-wilayah sentra pangan," tutur Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring, Senin (4/11).
BMKG juga mengungkapkan ada wilayah Indonesia yang curah hujannya di bawah normal. Menurut Dwikorita daerah-daerah itu dapat melakukan antisipasi untuk komoditi pertaniannya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat dapat menyesuaikan pola tanam dan ketersediaan air dengan kondisi cuaca. Serta disarankan untuk melakukan pemilihan bibit komoditas yang lebih sesuai dengan kondisi tersebut.
"Dengan upaya dukungan intensifikasi seperti irigasi dan upaya pendukung lainnya, wilayah sentra produksi pangan tersebut masih berpotensi menghasilkan produktivitas tanaman pangan yang baik," papar dia.
Prediksi BMKG terkait curah hujan tahunan 2025 di wilayah Indonesia. Foto: Dok. BMKG
Sementara terkait bencana yang perlu diantisipasi yakni potensi banjir dan tanah longsor untuk daerah yang memiliki rata-rata curah hujan di atas normal. Terutama saat puncak musim hujan.
Sedangkan untuk wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan di bawah normal, bencana seperti kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, perlu diantisipasi. khususnya pada puncak musim kemarau.
"Pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia mencatat ribuan kejadian bencana, lebih dari 95 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor," kata Dwikorita.
ADVERTISEMENT
"Sementara itu, risiko kekeringan dan kebakaran hutan tetap harus diperhatikan pada musim kemarau meskipun prediksi curah hujan cenderung di atas normal di musim kemarau tersebut, terutama pada bulan Juli-September 2025," imbuh dia.
Prediksi BMKG terkait curah hujan tahunan 2025 di wilayah Indonesia. Foto: Dok. BMKG
Menurut Dwikorita, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat data catatan bencana di Indonesia yang menunjukkan bahwa setiap tahun selalu muncul bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Kewaspadaan juga diperlukan untuk antisipasi suhu udara yang mengalami kenaikan pada Mei-Juli 2025. Antara lain di daerah-daerah yang terletak di Sumatera bagian selatan, kemudian juga di Pulau Jawa, NTB, dan NTT," pungkasnya.