Curahan Hati Pengurus Jenazah Pasien Corona di Tasik: APD Bertulis 'Tanpa Upah'

20 Agustus 2020 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Curahan hati petugas kamar jenazah di Tasik yang tangani pasien corona. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Curahan hati petugas kamar jenazah di Tasik yang tangani pasien corona. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Petugas pengurus jenazah pasien corona di RSUD dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya mendadak jadi perbincangan di berbagai grup WhatsApp. Musababnya, mereka menggunakan alat pelindung diri (APD) bertuliskan ragam keluhan. Mulai dari 'Tanpa Upah', 'Iraha Cair? (Kapan Cair)', 'Perhatikan Kami' dan sejenisnya. Total ada 10 petugas yang mengurus atau pemulasaran jenazah di RSUD dr. Soekarjo. Mereka menuliskan itu saat sedang mengurus jasad pasien corona pada Kamis (20/8) dini hari.
ADVERTISEMENT
Salah seorang petugas pengurusan jenazah Yuri Rahman (40) saat diwawancarai wartawan mengatakan ada alasan dia dan rekannya menulis berbagai curahan hati di APD. Salah satunya adalah, dia berharap pemerintah daerah maupun pusat untuk segera mencairkan insentif petugas pemulasaraan jenazah COVID-19. Yuri mengatakan sudah berbulan-bulan, insentif dari Pemda Tasik belum mereka terima sampai hari ini.
Curahan hati petugas kamar jenazah di Tasik yang tangani pasien corona. Foto: Dok. Istimewa
"Kami berharap Pemkot Tasikmalaya dan Kementerian Kesehatan RI mengetahui kalau hak kami yakni insentif COVID-19 belum cair alias belum diterima. Sedangkan, insentif bagi para tenaga kesehatan seperti perawat sudah cair. Kami juga sama kan, paling depan mengurus jenazah COVID-19,"kata Yuri, Kamis (20/8).
Yuri mengaku sejak awal penugasan pada April sampai Agustus 2020 sekarang, belum pernah mendapatkan pencairan insentif COVID-19 yang selama ini dijanjikan oleh Kemenkes dan Pemkot Tasikmalaya.
ADVERTISEMENT
Padahal, selama itu sudah puluhan kali mereka menunaikan tugasnya yang bertaruh nyawa mulai dari proses pemulasaran sampai ke penguburan para pasien COVID-19.
Curahan hati petugas kamar jenazah di Tasik yang tangani pasien corona. Foto: Dok. Istimewa
"Selama itu kita sudah puluhan kali. Kemarin saja dan hari ini, kita proses pemulasaran pasien COVID-19 dua kali berturut-turut," kata dia.
"Bahkan kamin selalu siaga 24 jam dan tak kenal hari untuk melaksanakan tugas," lanjut Yuri.
Yuri mengaku selama ini sering mengeluarkan uang sendiri untuk membiayai pemenuhan nutrisi dan menjaga kesehatan diri selama bertugas.
"Saya harap pemerintah adil lah, jangan kita terus disuruh kerja, tapi kita tidak diberi upah insentifnya enggak ada. Jangan hanya janji saja," kata dia.
Curahan hati petugas kamar jenazah di Tasik yang tangani pasien corona. Foto: Dok. Istimewa
Wakil Direktur RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya, Deni Diyana, mengakui hal itu. Dia bahkan selama ini mengupayakan pencairan insentif bagi para petugas pemulasaran jenazah pasien corona.
ADVERTISEMENT
"Itu kekecewaan mereka, saya paham. Kita manajemen bukan hanya memprioritaskan petugas medis saja, petugas pemulasaraan jenazah harus dipandang dan diprioritaskan oleh pemerintah pusat," ujar Deni. "Kita juga bingung kenapa dari pusat tidak keluar (cair) buat mereka. Seharusnya ada sharing segera antara pusat dengan Pemkot Tasikmalaya solusi untuk mereka," lanjut Deni. Deni bahkan hingga saat ini tidak mengetahui berapa besaran insentif untuk para petugas pengurus jenazah. Diketahui para petugas pemulasaran ini awalnya merupakan relawan yang dijanjikan diberikan insetif per satu jasad pasien corona.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)