Curhat Ahok soal Perceraian, Jadi Komut Pertamina, hingga Gabung PDIP

18 Februari 2020 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Basuki Tjahaja Purnama. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Tjahaja Purnama. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali tampil di tengah-tengah publik.
ADVERTISEMENT
Dalam acara diskusi peluncuran bukunya, Ahok menceritakan pengalamannya saat mendekam di penjara di Rutan Brimob, Kelapa Dua, Depok, hingga akhirnya kembali terjun ke dunia politik.
Berikut curhatan Ahok tersebut:

Alasan Ditunjuk Komut Pertamina

Ahok diplot mengisi posisi di Pertamina. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Ahok bercerita soal keputusannya menerima pinangan Menteri BUMN Erick Thohir menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina usai dipenjara karena penodaan agama.
"Saya berpikir mungkin Erick kasihan saya enggak punya kerja. Saya sudah kerja di swasta dikasih saham juga, walaupun tak sebanyak operasional DKI, ya," seloroh mantan gubernur Jakarta itu disambut tawa tamu yang menghadiri peluncuran bukunya di Kantor Majalah Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (17/2). Buku Ahok setebal 700 halaman itu dibanderol Rp 275 ribu.
Ahok berjanji akan fokus dengan tugasnya saat ini. Meski ia juga tercatat sebagai kader PDIP, hal itu tak akan mengganggunya.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir kita di swasta aja. Tidak masuk struktur partai. Saya janji jadi fungsionaris partai, saya ngajar," jelas dia.

Pilih PDIP Ketimbang PSI

Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) menyapa peserta lainnya pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Ahok, bercerita saat dia akhirnya kembali masuk partai politik setelah dipenjara karena kasus penistaan agama.
Sebelum kasus itu, Ahok pernah menjadi anggota Golkar di DPR, dan anggota Gerindra saat memimpin DKI. Tapi Ahok keluar dari Gerindra karena perbedaan sikap soal UU Pilkada.
Ahok kemudian menjelaskan alasan dia masuk partai penguasa PDIP. Tapi, dia memulai paparannya dengan menyinggung PSI, partai baru yang pasang badan saat Ahok dilanda masalah. Kata Ahok, dia tidak ada pikiran untuk masuk di partai besutan Grace Natalie itu.
"Enggak ada dilema PDIP atau PSI. Saya berpikir suatu negara yang begitu tegang, dalam keadaan negara terbelah, kita harus punya satu partai nasionalis yang besar. Saya memimpikan PDIP bisa di atas 33 persen," kata Ahok.
ADVERTISEMENT

Sebab Perceraian

Ilustrasi Ahok dan Veronica Foto: Sabryna Muviola/kumparan
Ahok bicara soal perceraiannya dengan Veronica Tan saat peluncuran bukunya yang berjudul 'Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologis Ahok Selama di Mako Brimob'. Menurutnya, ia sama sekali tidak menginginkan perceraian.
"Untuk kalangan orang Tionghoa tidak ada perceraian karena malu. Istri tidak boleh cerai. Ditambah secara Kristen kecuali kematian yang memisahkan. Ini keyakinan saya," kata Ahok.
"Tiba-tiba didesak. Saya waktu itu dikirimi buku 10 hukum Allah," sambungnya.
Veronica Tan di Talkshow "Membatik untuk Jakarta" with Veronica Tan, Wendy Sibrani & Irma G Sinurat Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Ahok menerangkan dirinya merupakan seorang yang tak mau kalah, dan ingin selalu menang. Ia bahkan menyindir mantan istrinya yang mencari laki-laki lain, sehingga ia menggugat cerai Veronica Tan.
"Dan saya orang yang enggak mau kalah. Kalau ada laki-laki yang membuatmu tertarik daripada saya, emangnya saya kurang gagah?" celetuk Ahok.
ADVERTISEMENT
"Apalagi ditambah saya bilang kalau kamu cerai semua harta tidak bisa dibagi kita. Kasih ke anak anak semua," lanjutnya.

Pengalaman Pahit di Penjara

Ahok tiba di Rutan Cipinang pada 9 Mei 2017. Foto: Antara/Ubaidillah
Ahok menceritakan saat awal menghuni Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Ahok sempat heran dengan kondisi tubuhnya yang mendadak sakit dada.
"Sampai hari ke-14, saya terbangun jam 2 (pagi). Sakit dada saya. Terus ini panas. Saya pikir waduh ini kata orang kalau sakit dada nyeri, jantung ini. Saya panggil penjaga. ‘Pak Pak saya sakit dada," ungkap Ahok.
Ahok tak menyangka tubuhnya sulit menerima saat awal menghuni Rutan Mako Brimob. Dia yang biasa sangat mudah tidur, kali ini, setiap jam dia terjaga dari tidur. Dia lalu menanyakan keadaan itu ke sipir.
Ahok (kedua dari kiri) dalam acara "Ngobrol Tempo bertema Titik Balik dari Penjara" Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Kisah Ahok di penjara juga sempat diceritakan oleh koleganya Djarot Syaiful Hidayat. Djarot bercerita saat menjadi tamu Ahok dalam peluncuran Buku "Panggil Saya BTP, Perjalanan Psikologi Ahok selama di Mako Brimob." Yang ia ingat, sebelum ditahan di Mako Brimob, Ahok sempat ditahan di Rutan Cipinang.
ADVERTISEMENT
Djarot tak bisa melupakan momen tahanan di dalam rutan yang berteriak-teriak memanggil Ahok. Tak ada yang menyangka bahwa para tahanan itu adalah eks PNS DKI yang dijebloskan Ahok.
"Ada yang lucu, Pak, saat saya masuk itu, di sel-sel teriak-teriak, 'Saya DKI, Pak!', 'Saya juga DKI, Pak!'. Sipir bilang, 'Pak, itu PNS DKI semua, Pak, gara-gara Pak Ahok, masuk [tahanan] semua," kata Djarot mengenang momen itu kepada Ahok.
Kans Maju Pilpres
Ahok menerima karikatur dalam acara "Ngobrol Tempo bertema Titik Balik dari Penjara" Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Ahok menyebut tidak ingin berambisi menjadi presiden. Menurutnya, jika dia berambisi mengejar kekuasaan, maka sama saja dengan politikus lain.
"Orang bilang ambisi politik. Saya mau terjemahkan kira-kira begini, apa beda saya dengan politisi secara umum. Kalau kamu ambisinya adalah politik, maka ketika kamu naik kamu akan mempertahankan kursi kamu selama-lamanya. Itu kalau ambisi politik. Karena, ambisi," kata Ahok di diskusi di gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (17/2).
ADVERTISEMENT
Ahok menyebut, mestinya tujuan dalam berpolitik adalah memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan. Nah, menjadi pemimpin adalah dampak dari usaha itu.
"Kalau kamu adalah memperjuangkan kebenaran, keadilan dan perikemanusiaan, kamu tidak pernah mempertahankan kekuasaan. Kamu hanya akan terus memperjuangkan terwujudnya keadilan sosial itu tadi, gimana konstitusi dilakukan," tutur mantan anggota DPR itu.
ADVERTISEMENT