Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Asse Patualangga (43), pria asal Makassar, Sulsel, hampir empat tahun mencicipi asam garam dunia perdagangan ikan. Sebelum pandemi COVID-19 mewabah, usahanya sebagai pemasok ikan segar untuk pasar ekspor aman-aman saja. Tetapi kondisi itu menjadi terbalik setelah adanya corona.
ADVERTISEMENT
"Sebelum adanya corona, saya dalam seminggu 3 kali kirim [ikan]. Rata-rata pengiriman 180 kg per kirim," jelasnya kepada kumparan, Minggu (12/4).
Kini, ia hanya bisa mengirimkan sekitar 90 kilogram per minggu dengan ongkos pengiriman yang lebih mahal.
Selain itu, harga ikan yang ia jual juga mengalami penurunan tiga kali lipat. Ia mencontohkan ikan sunu, sebelum ada pandemi COVID-19 , per kilogram dihargai Rp 350 ribu. Lalu, turun menjadi Rp 100 ribu/kilogram.
Selama ini, Asse menyuplai ikan 85 persen untuk diekspor. Lalu sisanya untuk pasar lokal. Biasanya ikan-ikan tersebut dikirim ke Malaysia, Singapura, Hong Kong, China, dan Arab Saudi.
"Rata-rata eksportir mengandalkan pengiriman via udara, dengan adanya [corona], seluruh dunia terdampak. Otomatis mereka tidak bisa menyuplai, ya bahasanya [kita] terpaksa berhenti," keluhnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, tambah Asse, ia harus menjaga rantai perdagangan ikan agar nelayan tak berdampak. Akan tetapi, hal tersebut semakin sulit.
"Mereka [nelayan] ketergantungan dengan kami karena mereka binaan kami. Kita beli dari mereka di atas harga pasar," ujarnya.
Untuk mengurangi kerugian tersebut, ia menjual ikan tersebut ke perusahaan penampung dengan sistem pengolahan yang besar. Hanya saja, harga jualnya di bawah pasar.
"Kita jual di [pasar] lokal pun, tidak semata-semata tumpah (laku)," tegasnya.
Cara lain, ia mencoba untuk menjual ke pelanggan lain. Ia mencoba menawarkan melalui akun Twitternya. Hanya saja, masih ada kendala pengiriman yang mahal dan penjagaan suhu ikan agar tetap segar.
"Harus melihat lagi, biaya pengiriman, lintas provinsi harus pakai pesawat, kesegaran ikan itu harus dijaga rantai dingin," tutupnya.
ADVERTISEMENT
===