Curhatan TKI di Kamboja: Dijanjikan Kerja Gaji Tinggi Malah Buntung

30 Juli 2022 16:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembangunan gedung bertingkat di kota pelabuhan Sihanoukville Kamboja pada 20 Februari 2020. Foto: Tang Chhin Sothy / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan gedung bertingkat di kota pelabuhan Sihanoukville Kamboja pada 20 Februari 2020. Foto: Tang Chhin Sothy / AFP
ADVERTISEMENT
Hijau, bukan nama sebenarnya, tiba di Phnom Penh, Kamboja, pada Mei lalu. Ia datang usai dijanjikan akan bekerja dengan gaji 800 hingga 1.000 dolar Amerika per bulan. Hijau adalah warga negara Indonesia lulusan Sarjana Manajemen dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hijau menemukan lowongan pekerjaan itu dari Facebook, ia bergabung di salah satu grup yang membagikan pekerjaan di Kamboja itu. Mereka yang tertarik dengan pekerjaan itu akan menghubungi seseorang yang belakangan disebut sebagai agen.
Para agen yang merekrut WNI bekerja perorangan, mereka tidak bernaung di satu perusahaan atau agensi tertentu. Biasanya satu agen bisa mengirim hingga puluhan orang tenaga kerja ke Kamboja.
Hijau yang tertarik dengan tawaran bekerja di Kamboja, hanya perlu memiliki paspor sebagai syarat. Ia kemudian akan diwawancara sekali dan langsung lolos.
Keberangkatan Hijau ke Kamboja akan ditanggung sepenuhnya oleh agen. Sejak pengumuman lolos, ia akan terus dihubungi dan dibelikan tiket ke Kamboja. Mereka yang tiba di Kamboja, datang dengan visa turis, beberapa visa bisnis.
ADVERTISEMENT
"Mereka yang urus, begitu tiba di Kamboja semuanya mereka yang urus. Waktu berangkat dari Indonesia ke Kamboja itu sendirian, kita itu modal cuma paspor, semua tiket itu ditanggung oleh agensi. Makanya kita itu tergiur karena, oh berarti ini profitable nih semuanya ditanggung sama mereka," kata Hijau saat ditelepon kumparan, Sabtu (30/7).
Ilustrasi para pekerja di Jepang yang terlihat memadati stasiun kereta untuk berangkat kerja Foto: Shutterstock
Setibanya di Kamboja, Hijau dan teman-temannya serupa akan dijemput oleh agen dan bertemu untuk kali pertama. Mereka kemudian disalurkan ke perusahaan, yang belakangan diketahui sebagai transaksi jual beli tenaga kerja.
Para pekerja itu dijual oleh agen ke perusahaan dengan harga 1500 hingga 2000 dolar Amerika per orang. Setelah diserahkan ke perusahaan agen melepas tanggung jawab terhadap pekerja.
Bekerja di Perusahaan Tanpa Libur
ADVERTISEMENT
Hijau dipekerjakan di sebuah perusahaan yang tugasnya menawarkan investasi kepada orang-orang di Indonesia. Mereka diberi target untuk menggaet investasi hingga puluhan juta rupiah per hari. Setelah orang-orang Indonesia itu menginvestasikan uangnya, mereka kemudian ditipu, dan uang tak bisa dicairkan.
"Jadi kita di sini dipaksa untuk menipu bangsa kita sendiri. Jadi kita menawarkan ke bangsa kita, teman-teman yang di Indonesia itu untuk investasi. Kemudian saat mereka sudah main lah, di situ lah mereka tertipu itu. makanya banyak teman-teman (pekerja) itu nggak mau," katanya.
Hijau bukan satu-satunya orang Indonesia di perusahaan itu. Ia bekerja bersama ratusan WNI lainnya. Selain itu ada pula pekerja-pekerja dari negara lain. Sementara, tingkat manajemen di perusahaan itu berasal dari Cina.
ADVERTISEMENT
"Sudah ada dua kali kejadian (kekerasan) di divisi saya sendiri, belum dari divisi yang lain ya. Kekerasan fisik itu terlambat 1 menit, kepalanya dijedotin ke tembok. Terus ada yang sakit tipes dipaksa masuk kerja dipukulin dan mau ditendang," katanya.
Hijau mengaku harus berkutat dengan pekerjaan mereka tanpa libur. Gaji yang dijanjikan 1000 dolar Amerika, hanya dibayarkan 200 hingga 300 dolar Amerika.
"Jadi itu gaji ditawarkan itu 800 sampai 1000 dolar per bulan, dengan jam kerja 12 jam perhari. Hanya saja kenyataan di lapangan bahkan sampai 14 jam dalam satu hari," ujarnya.