Curi Ponsel Milik 2 Temannya di Pesta Miras, Pemuda di Semarang Tewas Dihajar

12 Juli 2024 21:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka pengeroyokan yang menyebabkan seorang pemuda hingga tewas dihadirkan saat jumpa pers di Polrestabes Semarang, Jumat (12/7/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka pengeroyokan yang menyebabkan seorang pemuda hingga tewas dihadirkan saat jumpa pers di Polrestabes Semarang, Jumat (12/7/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pemuda di Kota Semarang, Jawa Tengah, bernama Edo Setiawan (22) meninggal dunia karena dianiaya oleh teman-temannya. Pemicunya lantaran korban mencuri 2 ponsel milik temannya itu saat pesta miras.
ADVERTISEMENT
Kelima tersangka yakni sebagai berikut:
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena mengatakan, kasus ini bermula saat korban bersama para pelaku pesta miras di mess koperasi Simpan Pinjam di Pedurungan, Sabtu (6/7/), sekitar pukul 10.00 WIB. Pelaku Tio kemudian menyadari ponsel miliknya hilang.
"Salah satu pelaku di sini mendapati handphonenya hilang dan dilakukan penggeledahan ke korban, ditemukanlah HP tersebut," ujar Andika di kantornya, Jumat (12/6).
Tak hanya Tio, ponsel milik pelaku lainnya, Guntur juga hilang usai pesta miras itu. Guntur kemudian mengajak pelaku yang lain dan menjemput korban di kediamannya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian korban diajak ke depan krematorium, Tembalang, kemudian terjadi pengeroyokan. Pengeroyokan itu juga direkam oleh salah satu pelaku," jelas dia.
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Shutter Stock
Korban sebenarnya sudah tidak berdaya setelah dipukuli oleh para pelaku. Namun, karena belum puas pelaku kembali membawa korban ke mes koperasi dan dipukuli lagi.
"Selanjutnya, korban diantar pulang pelaku Agus dan Nur menggunakan sepeda motor. Setelah sampai di rumah korban sempat dibawa orangtuanya ke ke klinik Tembalang karena banyak luka memar. Namun, ditolak dan dirujuk ke rumah sakit karena parah. Namun keluarga korban menolak dan dibawa pulang," imbuh Andika.
Nahas, nyawa korban tidak terselamatkan dan ia ditemukan meninggal di kamar tidurnya, Selasa (9/7/). Orang tua korban kemudian melaporkan peristiwa ini ke polisi karena mendapat video pengeroyokan itu.
ADVERTISEMENT
"Hasil autpsi, ditemukan luka adanya pendarahan di bagian otak yang sangat banyak. Memukul dengan menggunakan tangan kosong semua," ungkap Andika.
Sementara, Tio mengaku sempat menggeledah baju korban dan menemukan ponselnya. Namun, emosinya kembali memuncak karena korban mencuri ponsel milik Guntur.
"Itu kan saya lagi tidur, saya kehilangan HP 1 saya. Dia gerak geriknya mencurigakan, saya periksa, di celana ada HP saya berdering getar OPO A16. Besok ya dikabari kalau hpnya Guntur juga hilang," aku Tio.
Tio juga lah yang merekam adegan pengeroyokan tersebut. Ia berdalih sebagai bukti bila korban sudah mencuri ponselnya.
"Mideo, tujuannya itu bukti pengakuan korban bahwa korban benar benar mengambil HP, bukan berati memviralkan," kata Tio.
Atas kejahatannya, para pelaku dijerat pasal 170 ayat (2) ke-3, tentang bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang yang menyebabkan meninggal dunia. Kelimanya, terancam hukuman pidana selama-lamanya 12 tahun penjara.
ADVERTISEMENT