Daerah Penyangga IKN Rawan Banjir, BNPB Susun Sistem Penanggulangan

20 Agustus 2024 0:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Istana Negara IKN jelang pelaksanaan upacara HUT kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (16/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Istana Negara IKN jelang pelaksanaan upacara HUT kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (16/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
ADVERTISEMENT
Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari dalam paparannya mengungkap daerah penyangga IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berpotensi rawan banjir. Namun, hal itu tak akan berdampak pada IKN.
ADVERTISEMENT
"Jika kita lihat, dari dua kejadian bencana yang sangat dominan di PPU ini di kawasan ini ada banjir, kita punya data tahunan untuk masyarakat terdampak. Kemudian kawasan yang mana saja, ini adalah ini kawasan inti dari IKN, di beberapa kawasan penyangga itu ada sedikit potensi banjir, tidak masuk dalam kawasan yang berpotensi tinggi banjir ya," kata Abdul Muhari dalam tayangan Youtube BNPB, Senin (19/8).
Abdul Muhari menyebut, saat ini BNPB sedang menyusun sistem terpadu penanggulangan bencana di IKN. Ini perlu untuk menjamin jangka panjang kawasan itu aman dari potensi bencana.
"BNPB sedang menyusun sistem terpadu penanggulangan bencana di IKN. Karena kita ini melihat secara jangka panjang tentu saja sistem terpadu tidak hanya melihat kondisi saat ini tapi emerging situasi terjadi. Penambahan populasi penduduk, kendaraan, sedangkan kita tahu Presiden Jokowi menggaukan adalah forest city dibungkus dalam smart city," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dari laporan yang mereka dapat, BNPB mencatat di daerah penyangga IKN pernah terjadi banjir. Menurut Abdul Muhari hal itu berbahaya.
"Kita menerima laporan sebelumnya, tanggal 26 Juni ada kejadian banjir Penajam Paser Utara, mencakup kawasan titik di sekitar kawasan penunjang tidak di kawasan inti. Ini tentu membahayakan, berdasarkan permintaan bupati kemudian kita melakukan operasi modifikasi cuaca dari awal 15 Juli-hari ini kita akan turunkan sampai akhir bulan ini," tandasnya.