Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi telah melantik 9 anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jumat (13/12). Kesembilan orang tersebut berlatarbelakang politikus, ulama hingga pengusaha.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah eks Menko Polhukam Wiranto; pengusaha Arifin Panigoro, Putri Kuswisnuwadani dan Dato Sri Tahir; Ketua Dewan Pakar Golkar, Agung Laksono; politikus senior PDIP, Sidarto Danusubroto; eks Gubernur Jatim, Soekarwo; politikus PPP, Muhammad Mardiono; dan ulama Habib Luthfi bin Yahya.
Di antara Wantimpres Jokowi tersebut, ada beberapa tokoh yang pernah menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada KPK. Sebab, mereka pernah menjabat sebagai penyelenggara negara.
Namun, beberapa di antaranya belum melaporkan hartanya. Mereka berasal dari kalangan pengusaha hingga ulama.
Berapa kekayaan masing-masing anggota Wantimpres itu? Berikut rinciannya yang dikutip dalam laman elhkpn.kpk.go.id.
Wiranto
Tanggal Lapor: 31 Maret 2019 saat menjabat sebagai Menko Polhukam
Total Harta: Rp 542.423.236.210
ADVERTISEMENT
Rincian:
Arifin Panigoro
Tanggal Lapor: 26 April 2001, saat menjabat anggota DPR RI.
Total Harta: Rp 245.415.199.000
Rincian:
ADVERTISEMENT
Agung Laksono
Tanggal lapor: 6 November 2014, saat menjabat Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Total kekayaan: Rp 34.839.719.959
Rincian:
Sidarto Danusubroto
Tanggal lapor: 1 Desember 2009, saat menjabat anggota DPR RI periode 2009-2014.
Total kekayaan: Rp 15.146.018.429
ADVERTISEMENT
Rincian:
Soekarwo
Tanggal lapor: 29 Maret 2019, saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur.
Total kekayaan: Rp 27.767.962.432
Rincian:
Sementara itu 4 Wantimpres Jokowi belum diketahui kekayaannya. Mereka ialah:
Muhammad Mardiono
Waketum PPP Muhammad Mardiono belum pernah melaporkan LHKPN ke KPK. Meski bergelut di partai, pria asal Banten ini merupakan seorang pengusaha.
ADVERTISEMENT
Mardiono beberapa kali menolak saat dicalonkan menduduki jabatan politik. Seperti di Piwalkot Cilegon 2015 dan Pilkada Banten tahun 2017.
Sekjen PPP, Arsul Sani, menegaskan Mardiono terpilih sebagai wantimpres bukana mewakili PPP.
"Beliau mewakili kalangan pengusaha, bukan karena tokoh PPP," kata dia.
Dato Sri Tahir
Dato belum melaporkan LHKPN karena berprofesi pengusaha di bidang perbankan, media, TV berbayar, properti, hingga rumah sakit.
Dato merupakan pendiri Mayapada Group, perusahaan holding yang membawahi beberapa anak perusahaan.
Dato juga pernah menyumbang dalam jumlah besar di bidang kesehatan melalui The Global Fund. Ia merupakan orang Asia yang menjadi wali amanat University of California, Berkeley, AS.
Putri Kuswisnu Wardani
Putri merupakan anak kedua dari Mooryati Soedibyo, pendiri PT Mustika Ratu. Ia juga belum pernah laporkan LHKPN karena bukan penyelenggara negara.
ADVERTISEMENT
Putri merupakan lulusan dari National University, Ingleweood, California. Saat ini, dia menjabat sebagai deputy chairperson di KADIN.
Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya
Habib Luthfi juga belum pernah melaporkan LHKPN karena bukan penyelenggara negara. Habib Luthfi merupakan ulama ternama yang berpengaruh di Indoensia. Ia aktif di PBNU.
Habib Luthfi juga menjabat sebagai Ketum MUI Jawa Tengah periode 2005-2010. Di saat yang sama, ia juga memegang jabatan sebagai Ketum MUI Pekalongan.