Daftar Pembunuhan Sadis Anak-anak Sekolah di Jepang

29 Mei 2019 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat berdoa serta meletakan bunga dan makanan ringan di lokasi penikaman di Kawasaki, Jepang, Rabu, (29/5). Foto: REUTERS/Issei Kato
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat berdoa serta meletakan bunga dan makanan ringan di lokasi penikaman di Kawasaki, Jepang, Rabu, (29/5). Foto: REUTERS/Issei Kato
ADVERTISEMENT
Penikaman anak-anak sekolah dasar mengejutkan kota tenang Kawasaki di Selasa pagi yang sibuk. Satu dari dua korban adalah anak berusia 11 tahun. Sementara 17 korban luka, kebanyakan anak-anak SD yang hendak berangkat sekolah.
ADVERTISEMENT
Pelaku tewas bunuh diri dalam peristiwa itu, menjadikan motifnya jadi misterius. Walau angka pembunuhan di Jepang tergolong kecil, namun pembunuhan sadis anak-anak sekolah kerap terjadi di negara itu.
Berbagai kasus ini mengejutkan Jepang karena tingkat sadismenya, melibatkan penikaman hingga pemenggalan. Berikut adalah daftar pembunuhan sadis anak-anak sekolah di Jepang seperti dikutip dari berbagai sumber:
Kepala terpenggal di sekolah Kobe - Maret 1997
Publik Jepang dibuat terkejut dengan temuan kepala terpenggal di depan Sekolah Menengah Pertama Tomogaoka di kota Kobe pada 27 Mei 1997. Korban adalah Jun Hase, bocah 11 tahun, siswa sekolah tersebut.
Ilustrasi Pembunuhan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
Hase dibunuh dan kepalanya dimutilasi dengan gergaji. Di mulutnya terdapat secarik kertas bertuliskan pesan yang dibuat oleh pelaku yang mengaku bernama "Sakakibara".
ADVERTISEMENT
"Ini adalah awal dari permainan. Saya sangat ingin melihat orang-orang mati," bunyi sebagian pesan itu.
Dia berhasil ditangkap polisi sebulan kemudian. Publik semakin terkejut karena pelakunya adalah remaja berusia 14 tahun. Karena usianya belum dewasa, polisi hanya menyebutnya "Boy A".
Pelaku juga ternyata membunuh gadis 10 tahun bernama Ayaka Yamashita dengan palu di bulan yang sama. Boy A kemudian dipenjara hingga usia 21 tahun, dia lalu dilepaskan direlokasi.
Petugas mengidentifikasi korban di lokasi penikaman di Kawasaki, Jepang, Selasa (28/5). Foto: Kyodo via REUTERS
Ketika usianya 32 tahun pada 2015, dia menerbitkan otobiografi berjudul Zekka. Buku itu berisi penyesalannya atas pembunuhan tersebut, namun menggambarkan pembunuhan dengan sangat detail.
Pelaku juga membuat situs aneh berisikan foto-foto pria telanjang yang diklaim adalah dirinya. Mendukung protes dari masyarakat, tabloid Shukan Post mempublikasi nama asli Boy A yaitu Shinichiro Azuma, pekerjaannya dan tempat tinggalnya.
ADVERTISEMENT
Pembunuhan Delapan Anak oleh Petugas Kebersihan - Juni 2001
Pada 8 Juni 2001, delapan anak di SD Ikeda, Prefektur Osaka, tewas ditikam di jam sekolah. Sebanyak 13 anak lainnya menderita luka serius. Usia mereka antara 6-8 tahun.
Pelakunya adalah Mamoru Takuma, bekas petugas kebersihan di sekolah itu. Kasus ini menjadi salah satu pembunuhan massal terbesar di Jepang.
Takuma didiagnosis menderita gangguan kejiwaan berupa paranoid. Dia divonis mati oleh pengadilan dan dieksekusi pada 14 September 2004.
Bunga dari masyarakat di lokasi penikaman di kota Kawasaki, Jepang. Foto: REUTERS/Issei Kato
Pembunuhan Gadis 12 Tahun oleh Kawannya - Juni 2004
Satomi Mitarai, gadis berusia 12 tahun, tewas dengan leher tersayat pisau untuk kerajinan tangan saat jam istirahat sekolah di kota Sasebo, Prefektur Nagasaki.
Pelakunya adalah kawannya sendiri, gadis berusia 11 tahun yang hanya dijuluki "Girl A". Dia masuk ke kelas korban, membunuhnya, lalu kembali ke kelasnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dalam interogasi, pelaku meminta maaf. Dia kesal dengan korban yang menyebutnya gemuk di internet. Pelaku dihukum empat tahun di asrama pendidikan. Dalam diagnosis, pelaku diketahui menderita Asperger Syndrome.
Ilustrasi anak sekolah di Jepang Foto: AFP/Martin Bureau
Pembunuhan siswa oleh Guru - Desember 2005
Pada 10 Desember 2005, Yu Hagino, guru paruh waktu di sekolah kota Uji, Prefektur Kyoto, memulangkan seluruh siswa di kelasnya kecuali Sayano Horimoto, 12. Hagino kemudian mematikan kamera pengawas dan membunuh Horimoto dengan menikam leher dan dadanya pakai pisau.
Dalam interogasi polisi, Hagino mengaku kesal dengan Horimoto yang melapor ke orang tuanya bahwa dia digoda oleh gurunya. Diketahui juga, Hagino pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
Hagino mengaku berhalusinasi diserang oleh Horimoto dengan pisau. Dia divonis 18 tahun penjara.
ADVERTISEMENT