Daftar Pemilu 2024, Partai Masyumi Ingin Kembalikan Kejayaan di Tahun 1955

14 Agustus 2022 23:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Masyumi Ahmad Yani di Kantor KPU RI. 
 Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Masyumi Ahmad Yani di Kantor KPU RI. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Satu lagi partai yang mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024 yaitu Partai Masyumi. Dipimpin eks politikus PPP, Ahmad Yani, Masyumi daftar di hari terakhir pendaftaran peserta Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Rombongan Partai Masyumi tampak datang ke Kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (14/8), dengan pakaian serba hitam. Selain Ahmad Yani, tapi juga mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua yang menjabat Ketua Majelis Syuro Partai.
Yani mengungkapkan harapannya agar Masyumi dapat mengembalikan kejayaan yang dulu pernah dirasakan pada Pemilu 1955 silam.
Partai Masyumi datang mendaftar ke KPU. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Kita tidak muluk-muluk kami ingin mengembalikan kejayaan Masyumi di tahun 1955," ujar Ahmad Yani kepada wartawan di Kantor KPU RI, Minggu (14/8).
Partai Masyumi pernah mengikuti Pemilu 1955. Saat itu Partai Masyumi meraih suara terbanyak kedua dengan raihan 7.903.886 suara (20,92 persen). Kala itu Masyumi memperoleh 57 kursi di parlemen.
Di samping membawa Masyumi berjaya kembali di kancah politik Tanah Air, target besar lain juga turut ditargetkan Masyumi. Tak main-main, Ahmad optimistis partainya dapat melampaui ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.
ADVERTISEMENT
"Insyaallah target parliamentary itu tentunya akan tetap kami lampaui karena Masyumi itu punya basis daerah," ucap Ahmad Yani.
Partai Masyumi datang mendaftar ke KPU. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Dia meyakini basis suara Masyumi di berbagai daerah di Indonesia masih kuat sehingga menjadi modal kuat bagi partainya untuk menjadi peserta Pemilu dan lolos ke Senayan.
"Kami punya basis daerah di Sumatera Barat, Aceh, Palembang, Sumsel, Riau, Sumut sebagian, DKI, Banten, Jabar, Kalbar, NTB, Sulsel, Sulteng, Sulbar. Saya kira itu sudah menggambarkan," kata Ahmad.
"Bukan hanya Masyumi tapi kami punya networking, jaringan kami ada, kami punya jaringan pesantren, kami punya jaringan yang namanya masjid, kami punya jaringan kampus," pungkasnya.