Dahnil Anggap Rekonsiliasi Pilpres Tak Perlu: Tidak Ada Konflik

14 Juni 2019 22:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Koordinator juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, merasa rekonsiliasi pascapemilu tak perlu dilakukan untuk mencairkan suasana. Dia menilai pilpres merupakan kompetisi biasa yang tak memiliki suatu konflik.
ADVERTISEMENT
"Kami menyebut dari awal kompetisi pilpres enggak ada konflik, dalam kompetisi yang ada adalah berlomba-lomba dalam kebaikan. Jadi enggak perlu rekonsiliasi. Seperti main tinju, lagi seru-serunya kalau ada yang kalah ya sudah, toh jadi enggak ada yang konflik seperti pertandingan biasa," kata Dahnil di Jalan Pulombangkeng, Jakarta Selatan, Jumat (14/6).
Menurut Dahnil, dorongan rekonsiliasi dari sejumlah pihak justru menebar konflik di tengah proses pemilu yang memasuki penyelesaian sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK). Karena itu, ia mengaku tak sependapat dengan pihak tengah yang mendorong adanya rekonsiliasi dan meminta narasi rekonsiliasi dihentikan.
"Saya justru enggak bersepakat dengan pihak atau siapapun orang mengaku netral, pengamat yang sok netral segala macam itu, kemudian menarasikan rekonsiliasi. Bagi saya narasi rekonsiliasi justru menebar konflik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya selalu bilang enggak ada rekonsiliasi karena memang enggak ada konflik. Jadi kita sudah cukup dewasa. Saran saya para pengamat para orang-orang sok bijak, setop menggunakan narasi rekonsiliasi, kenapa karena enggak ada konflik," tegasnya.
Dahnil menuturkan sebaiknya seluruh pihak menghormati proses pilpres. Baginya, proses rekonsiliasi berbeda dengan silaturahmi. Saat ini, pihaknya tengah menunggu waktu yang tepat untuk bersilaturahmi dengan Jokowi.
"Kalau silahturahmi wajar harus dan itu tinggal menunggu waktu kapan pun bisa terjadi. Toh selama ini Pak Prabowo sering menerima Pak Jokowi. Waktu Pak Jokowi lagi sulit secara politik, Pak Prabowo menerima, menurut saya silahturahmi kapan pun bisa dilakukan," tutupnya.