Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Dalam Dua Dekade Terakhir AS Produksi 139 Juta Senjata Api
18 Mei 2022 14:45 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Data tersebut dimuat dalam laporan pemerintah teranyar. Dokumen menunjukkan, AS bahkan membuat 11,3 juta senjata api pada 2020.
Negeri Paman Sam mengimpor 71 juta senjata api lainnya dalam dua dekade itu. Sementara itu, hanya 7,5 juta senjata api yang mereka ekspor. Angka tersebut menggarisbawahi, AS tenggelam dalam arus senjata pribadi.
Kurangnya pembatasan kepemilikan senjata telah memicu lonjakan kekerasan, mulai dari tindak pembunuhan hingga aksi bunuh diri. Senjata favorit masyarakatnya ialah senapan semi-otomatis. Senapan tersebut kerap terlihat dalam kasus penembakan massal.
Kendati demikian, saat ini minat terhadap pistol semi otomatis 9 mm menunjukkan peningkatan di AS. Sebab, senjata itu dijual semakin murah. Pistol jenis itu pun mudah digunakan dan akurat.
AS tidak hanya mencatat pembengkakan impor senjata. Pihak berwenang turut menghadapi lonjakan senjata ilegal yang kerap disebut 'ghost guns' (senjata hantu).
ADVERTISEMENT
Ghost guns merupakan senjata api yang dibuat di rumah. Suku cadang senjata itu bisa dibeli secara daring lalu diproduksi dengan printer 3D. Ghost guns mendapatkan namanya sebab tidak memiliki nomor seri, sehingga tidak dapat dilacak.
Pistol dan senapan laras pendek juga semakin populer di AS. Persenjataan tersebut sama mematikannya dengan senapan otomatis yang digunakan dalam penembakan massal.
"Kami hanya dapat mengatasi peningkatan kekerasan saat ini bila kami memiliki informasi terbaik yang tersedia dan menggunakan alat dan penelitian paling efektif untuk mendorong upaya kami," tegas Wakil Jaksa Agung AS, Lisa Monaco.
"Laporan ini merupakan langkah penting ke arah itu. Kementerian akan terus mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyesuaikan pendekatan kami pada penyebab paling signifikan dari kekerasan senjata dan menjauhkan penembak dari jalanan," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Peningkatan Bersejarah
Laporan tersebut muncul di waktu penuh darah di AS. Penembakan massal mencederai 20 orang di pusat hiburan di Milwaukee, Wisconsin pada Jumat (13/5/2022).
Seorang pria kulit putih lalu meneruskan rantai kekerasan itu dengan menewaskan 10 orang di Buffalo, New York pada Sabtu (14/5/2022). Serangan kembali melanda sebuah gereja di Laguna Woods, California pada Minggu (15/5/2022).
Rentetan pembantaian akhir-akhir ini mencerminkan surplus senjata yang kian mencekik masyarakat AS. Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat peningkatan bersejarah pada jumlah kematian akibat senjata di AS pada 2020.
Tahun itu, hingga 19.350 pembunuhan senjata api melanda AS. Angka tersebut merayap naik hampir 35 persen dari tahun sebelumnya. Kasus bunuh diri dengan senjata api juga naik hingga 1,5 persen.
ADVERTISEMENT
Tingkat pembunuhan senjata api mencapai jumlah tertinggi selama lebih dari 25 tahun pada 2020, yakni 6,1 kasus per 100.000 penduduk. CDC mengatakan, tekanan kemiskinan dan pandemi COVID-19 mungkin berkontribusi pada kenaikan tersebut.
Industri senjata telah meroket dalam dua dekade ke belakang. Pada 2000, ada 2.222 produsen yang aktif terdaftar di AS. Pada 2020, jumlahnya berlipat-lipat hingga 16.936.
Produksi senjata komersial tahunan juga melonjak dari 3,9 juta pada 2000 hingga 11,3 juta pada 2020.
Pada 2020, hampir setengah jumlah senjata yang dijual merupakan pistol. Tahun itu menyaksikan 5,5 juta pistol dan nyaris satu juta revolver memasuki peredaran.
Ghost guns juga semakin sering ditemukan dalam kasus kejahatan. Pada 2021, AS menemukan 19.344 ghost guns, sedangkan lima tahun sebelumnya hanya ada 1.758 senjata.
ADVERTISEMENT