news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dalam Sehari, 12 Ribu Warga AS Positif Terjangkit Virus Corona

26 Maret 2020 11:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga New York, Amerika Serikat bersantai tanpa masker saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
zoom-in-whitePerbesar
Warga New York, Amerika Serikat bersantai tanpa masker saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
ADVERTISEMENT
Angka penderita virus corona di Amerika Serikat melonjak drastis pada penghitungan Rabu (25/3). Ada pertambahan hingga 12 ribu kasus virus corona baru di AS dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data RS John Hopkins, saat ini di AS ada 68.960 penderita virus corona. Angka ini meningkat 12 ribu dari perhitungan sehari sebelumnya. Ini adalah pertambahan kasus baru tertinggi di AS setelah 10 ribu kasus baru tercatat Senin lalu.
Angka ini menjadikan AS berada di posisi tiga dengan jumlah penderita corona terbanyak setelah China dan Italia. Secara global, ada lebih dari 470 ribu penderita corona di seluruh dunia.
Pekerja membersihkan meja dan kursi di New York, Amerika Serikat saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
Sementara jumlah kematian di AS pada Rabu juga naik menjadi total 1.031 orang dari sehari sebelumnya 827.
Peningkatan masif jumlah penderita muncul setelah dilakukan rapid test corona di seluruh AS. Pada akhir pekan lalu, Badan Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaan rapid test corona yang hasilnya bisa diketahui dalam 45 menit.
ADVERTISEMENT
New York adalah negara bagian dengan penderita corona terbanyak, lebih dari 30 ribu orang dan angka kematian 287. Disusul di posisi berikutnya adalah New Jersey, California, dan Washington.
Antrean warga saat berbelanja di New York, Amerika Serikat saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
Dikutip dari The Guardian, 80 persen penderita corona di Amerika Serikat mengalami gejala ringan, termasuk demam dan pneumonia, banyak juga yang tidak mengalami gejala dan tak perlu penanganan medis. Kebanyakan pasien meninggal adalah warga lanjut usia dengan penyakit bawaan seperti diabetes, penyakit jantung atau paru.
Beberapa negara bagian telah menerapkan lockdown, namun pemerintahan Presiden Donald Trump masih bergeming. Trump bahkan mengatakan bahwa negaranya akan terbuka lagi bagi publik pada Paskah bulan depan.
WHO telah mengatakan bahwa AS berpotensi menjadi episentrum baru virus corona setelah China dan Italia. "Kita melihat peningkatan kasus sangat besar di AS, jadi mereka punya potensi itu (jadi episentrum)," kata Margaret Harris, juru bicara WHO, dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
====================
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!