Dalang Penyiraman Air Keras ke Mantan Pacar: Mahasiswa S2 Hukum Atma Jaya Yogya

27 Desember 2024 12:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belly Villsen (kiri) dan Satim (kanan) dua pelaku penyiraman air keras ke mahasiswi di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Belly Villsen (kiri) dan Satim (kanan) dua pelaku penyiraman air keras ke mahasiswi di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Belly Villsen (25 tahun), sebelumnya ditulis Billy, dalang penyiraman air keras kepada mantan pacarnya, Natasya, mahasiswi Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (APMD) Yogyakarta, ternyata mahasiswa S2 Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)
ADVERTISEMENT
Hal itu dibenarkan Rektor UAJY Gregorius Sri Nurhartanto.
"Iya, kalau dari database yang ada, yang bersangkutan terdaftar sebagai mahasiswa S2, Magister Hukum Atma Jaya, begitu," kata Nurhartanto melalui sambungan telepon, Jumat (27/12).
Berdasarkan database, Belly masuk di UAJY pada Februari 2024. Sebelumnya dia berkuliah di salah satu kampus di Jakarta.
Nurhartanto telah meminta wakil rektor, dekan, dan kaprodi diminta untuk mencermati kasus ini. Menurutnya kasus ini memalukan.
"Ini sangat memalukan kalau betul-betul si otak dari tindak kekerasan penyiraman air keras ini mahasiswa kami, tentu kami sangat kaget juga dengan hal ini. Tapi tentu kami akan ambil langkah-langkah yang semestinya untuk menegakkan aturan yang di tempat kami," ujarnya.
Kasus ini jadi tantangan bagi kampusnya, khususnya membentuk karakter mahasiswa.
ADVERTISEMENT
"Tidak hanya yang S1 ternyata S2 dan S3 pun juga harus kami tanamkan nilai-nilai keutamaan yang dihidupi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Tapi kok dalam kondisi kayak gini ada saja perilaku yang kadang-kadang di luar kemampuan kami juga begitu," katanya.

Latar Belakang Kasus

Belly sebelumnya ditangkap oleh Polresta Yogyakarta. Dia merupakan dalang penyiraman air keras kepada Natasya di indekosnya pada malam Natal 24 Desember lalu.
Belly dan Natasya sama-sama berasal dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Keduanya menjalin asmara sejak 2021. Namun pada Agustus 2024 mereka putus. Belly tak terima diputus Natasya berulang kali meminta balikan dan ditolak.
Gelap mata membuat Belly berbuat nekat. Berbekal akun Facebook, dia membuka lowongan kepada siapa saja yang mau bekerja membantunya menyakiti Natasya.
ADVERTISEMENT
Di lowongan yang dia bagikan di Facebook, Belly berpura-pura menjadi perempuan bernama Senlung yang rumah tangganya dirusak pelakor. Di situ dia kenal dengan Satim, pemuda serabutan asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Satim meminta upah Rp 7 juta untuk aksi penyiraman air keras. Belly menyanggupi, namun baru membayar Rp 1,6 juta yang dibayar ke Satim untuk operasional.
Belly yang tak ingin identitasnya diketahui Satim, memberikan uang Rp 1,6 juta secara diam-diam dengan meletakkan di suatu tempat. Uang itu diberikan berkala sebanyak enam kali.
Satim menggunakan uang itu untuk membeli jaket ojol hingga air keras yang dibelinya di kawasan Malioboro.
Segala instruksi kepada Satim dilakukan Belly melalui WhatsApp. Termasuk lokasi Natasya tinggal di kawasan Baciro. Total enam kali sudah Satim menyambangi indekos Natasya dari survei hingga hendak eksekusi. Namun semuanya gagal karena Natasya tak di kos.
ADVERTISEMENT
Malam eksekusi akhirnya tiba pada 24 Desember. Belly memberi tahu Satim bahwa Natasya akan keluar indekos pada pukul 19.00 karena akan ke gereja untuk beribadah.
"Sampai di depan pintu, pintu kost korban itu karena pintunya kost itu agak terbuka, pelaku langsung membuka pintu itu dan melihat si korban itu sedang selesai mandi, menggunakan handuk sedada gini. Langsung tidak ada kata apa-apa langsung disiramkan air keras itu. Dan terkena mukanya dan sekujur tubuh. Kemudian, korban teriak, teriak keras. Akhirnya, pelaku langsung lari," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta Kompol Probo Satrio di kantornya, Kamis (26/12).