Dalih Ingin Bertemu Yesus, 4 Orang Pengikut Sekte Sesat di Kenya Mati Kelaparan

15 April 2023 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 14 Mei 2023 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Peti Mati Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peti Mati Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Empat orang pengikut sekte aliran sesat di Kenya mati kelaparan lantaran ingin bertemu dengan Yesus Kristus. Adapun aksi nekat itu mereka lakukan atas perintah dari seorang pendeta yang menjadi pemimpin sekte lokal tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, sekte sesat yang menyimpang dari ajaran agama Kristen ini dikenal sebagai Good News International Church dan dipimpin oleh seorang pendeta bernama Makenzie Nthenge.
Adapun sebelas orang pengikutnya dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan warga pada Jumat (14/3) di Hutan Shakahola, dekat Kota Malindi, yang berjarak sekitar 425 km dari Ibu Kota Nairobi. Tiga di antara korban berada dalam kondisi kritis, sementara empat korban tewas belum diidentifikasi identitasnya.
“Ke-11 orang yang dibawa ke rumah sakit terdiri dari tujuh pria dan empat wanita yang berusia antara 17 dan 49 tahun,” ungkap Kepala Investigasi Kriminal di sub-distrik Malindi, Charles Kamau.
Lebih lanjut, polisi langsung menelusuri Hutan Shakahola yang terletak di pinggir pantai Kenya itu pada hari yang sama, usai menerima laporan dari penduduk soal orang hilang.
ADVERTISEMENT
“Ada warga yang tidak tahu apa-apa mati kelaparan dengan dalih bertemu dengan Yesus setelah dicuci otaknya oleh seorang tersangka, Makenzie Nthenge, seorang pendeta di Gereja Good News International,” demikian bunyi laporan yang diterima polisi.
Sehari setelahnya, pada Sabtu (15/4) polisi berhasil menangkap Nthenge yang datang tanpa perlawanan. “Pendeta itu ditahan setelah dia menyerahkan diri karena dia tahu kami sedang mencarinya,” kata Kamau, seraya menambahkan bahwa Nthenge akan ditahan hingga sidang di pengadilan digelar pada Senin (17/4).
Pada saat bersamaan, meski Nthenge sudah ditangkap tetapi para penyelidik dari kepolisian tetap melanjutkan pencarian mereka di Hutan Shakahola, lantaran terdapat soal kemungkinan adanya kuburan massal di area itu — di mana para pengikut lainnya dapat dikuburkan.
ADVERTISEMENT
“Diduga lebih lanjut bahwa ada banyak korban di lahan hutan yang diyakini milik tersangka,” jelas Kamau.
Menurut laporan media lokal, sebenarnya ini bukan pertama kalinya Nthenge memberikan perintah sesat serupa. Pada bulan lalu, Nthenge dilaporkan sempat ditangkap dan didakwa setelah dua anak mati kelaparan usai mengikuti perintahnya.
Namun, pria itu kemudian dibebaskan dengan jaminan uang sebesar USD 700 (Rp 10 juta).