Dalih 'Serangan Balik Koruptor', Firli Dinilai Berlindung di Balik KPK

21 November 2023 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPK Firli Bahuri usai menjalani pemeriksaan Dewas KPK di Gedung ACLC KPK RI, Senin (20/11/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPK Firli Bahuri usai menjalani pemeriksaan Dewas KPK di Gedung ACLC KPK RI, Senin (20/11/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Firli Bahuri dianggap berlindung di balik institusi KPK lewat narasi ‘serangan balik koruptor’. Ketua KPK itu dinilai berupaya memutarbalikkan fakta terkait dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo (SYL).
ADVERTISEMENT
“Saya kira yang disampaikan oleh Firli untuk berlindung dalam posisinya sebagai Ketua KPK dan menggunakan KPK untuk bersembunyi adalah hal yang tidak pantas,” kata mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan, kepada wartawan, Selasa (21/11).
‘Serangan balik koruptor’ yang digembar-gemborkan Firli Bahuri disebut Novel sebagai narasi yang mengada-ada. Dia berdasar bahwa saat ini tak ada kelompok atau aktivis antikorupsi yang membela Firli Bahuri.
“Kita tidak pernah melihat pegawai KPK atau aktivis antikorupsi membela Firli. Saya kira itu indikasi yang mudah untuk menjawab klaim mengada-ada yang disampaikan oleh Firli,” ungkap Novel.
Abdul Ficar Hadjar, pakar hukum Universitas Trisakti, juga menyampaikan hal senada. Kata dia, koruptor memang selalu memonopoli kebenaran atau playing victim.
Ketua KPK Firli Bahuri usai menjalani pemeriksaan Dewas KPK, Jakarta, Senin (20/11/2023). Foto: Hedi/kumparan
Pada posisi ini, Firli Bahuri dianggap memposisikan dirinya sebagai paling benar.
ADVERTISEMENT
“Koruptor itu bagian dari sikap ingin menang sendiri, jadi selain memang ada mereka mereka yang merugikan keuangan negara, koruptor itu juga orang-orang yang sering memonopoli kebenaran. Jadi memerangi koruptor juga belajar menahan diri merasa paling benar,” kata Ficar.
Narasi yang dibangun Firli Bahuri soal serangan balik korupsi adalah sesat pikir. Sebab, dugaan pemerasan bukan perbuatan institusi, melainkan Firli Bahuri sendiri. Alhasil, KPK sebagai lembaga dijadikan tameng.
Firli Bahuri dinilai sengaja menyamarkan kasus hukum yang menjeratnya sebagai serangan terhadap KPK. Padahal, terkait pribadi Firli Bahuri.
“Firli menggunakan KPK sebagai tameng. Seolah-olah yang menyerang dia, juga menyerang KPK. Ini cara berpikir yang keliru,” kata Hardiansyah Hamzah Castro, pengajar hukum di Universitas Mulawarman.
ADVERTISEMENT
Hardiansyah mengatakan, bahwa publik tidak bodoh untuk memahami cara berpikir Firli Bahuri. “Anehnya, pimpinan KPK yang lain diam, yang berarti mengamini tindakan Firli,” paparnya.
Kondisi tersebut juga yang membuat Hardiansyah menarik sebuah kesimpulan: KPK saat ini dibawa ke situasi, diisi dengan orang-orang untuk kepentingan pribadi.
“Cuma dua kemungkinan, kekuasaan Firli yang besar sehingga mengendalikan semua di KPK, atau memang ini persekongkolan bersama,” pungkas Hardiansyah.
Firli Bahuri diduga memeras Syahrul Yasin Limpo. Kasusnya sedang diusut Polda Metro Jaya.
Ketua KPK itu membantah memeras SYL. Ia kemudian berdalih ada serangan balik koruptor.