Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan letusan Gunung Merapi terekam di seismograf dengan amplitudo 75 mm dan durasi 7 menit. Awan panas diperkirakan terjadi sejauh 2 km di sektor selatan-tenggara.
"Hujan abu dilaporkan terjadi dalam radius 20 km dari puncak terutama pada sektor barat menjangkau wilayah Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang ," jelas Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/3).
Hanik menjelaskan, hujan abu bercampur pasir halus juga dilaporkan mengguyur Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Lokasi tersebut berjarak sekitar 15 km dari puncak Gunung Merapi.
"Letusan tidak didahului prekursor yang jelas. Seismisitas pada tanggal 26 Maret 2020 terdiri dari gempa MP 2 kali dan RF 1 kali. Demikian juga deformasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Data observasi ini menunjukkan bahwa menjelang letusan tidak terbentuk tekanan yang cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hanik menjelaskan erupsi seperti ini masih mungkin terjadi di kemudian hari. Erupsi ini sebagai tanda bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung. Berdasarkan data BPPTKG, volume kubah saat ini 291.000 m3. Jika terjadi erupsi, lontaran material ini masih kurang dari 3 Km jauhnya.
"Masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 Km dari puncak Gunung Merapi," ujarnya.
Gunung Merapi tidak mengalami perubahan status. Gunung yang berada di utara Yogyakarta tetap berstatus waspada atau level II sejak 21 Mei 2018.
---------