Dampak Perang dan Kekeringan: 14 Juta Warga Afghanistan Terancam Kelaparan

20 Agustus 2021 19:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Afghanistan bagikan roti gratis di tengah lockdown. Foto: AP/Rahmat Gul
zoom-in-whitePerbesar
Warga Afghanistan bagikan roti gratis di tengah lockdown. Foto: AP/Rahmat Gul
ADVERTISEMENT
Dampak dari pertempuran Taliban dan militer Afghanistan semakin membuat rakyat setempat sengsara. Sebab, di samping konflik warga menghadapi kekeringan di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Menurut Program Pangan Dunia (WFP) PBB, 1/3 dari total populasi Afghanistan--14 juta orang--terancam kelaparan akut.
Di tengah menghadapi kekeringan parah kedua dalam tiga tahun terakhir, pertempuran Taliban di Afghanistan menyebabkan banyak warga yang harus tergusur dari kediamannya.
“Kita berada di situasi yang sangat buruk. Analisis terkini mengindikasikan bahwa 14 juta orang berisiko mengalami kelaparan parah atau akut,” ungkap Direktur misi WFP di Afghanistan, Mary-Ellen McGroarty, kepada AFP.
“2021 adalah tahun yang sangat sulit bagi rakyat Afghanistan,” imbuhnya.
Produksi gandum Afghanistan anjlok 40 persen usai dilanda kekeringan terburuk dalam 30 tahun terakhir. Hal ini juga berdampak buruk pada hewan-hewan ternak.
Orang-orang berjalan di pintu masuk Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. Foto: Stringer/REUTERS
“Dengan adanya eskalasi konflik di seluruh penjuru negara, petani tidak bisa panen karena mereka harus melarikan diri dari rumah,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Perkebunan buah di beberapa daerah tampak hancur total, bersamaan dengan sejumlah infrastruktur seperti jembatan, waduk, serta jalanan.
“Jadi, hari ini, jika Anda mengkombinasikan dampak dari konflik dengan kekeringan, harga makanan menjadi semakin tinggi,” papar dia.
Harga satu karung gandum di Afghanistan bahkan 24 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga selama 5 tahun.
Saat ini, prioritas dari WFP adalah untuk bisa tinggal di Afghanistan dan membantu mereka dalam kondisi sulit ini. Misi pangan PBB ini tengah bernegosiasi untuk memperoleh akses bantuan kemanusiaan tanpa halangan.
Wanita Afghanistan menunggu untuk menerima token yang dibutuhkan untuk mengajukan visa Pakistan, di Jalalabad, Afghanistan, Rabu (21/10). Foto: Parwiz/REUTERS
“Kami tidak memihak siapa pun. Kami menjauh dari diskusi politik dan hal-hal seperti itu. Kita tengah diadang krisis kemanusiaan yang sangat mengerikan, jadi penting bagi kami untuk bisa meningkatkan operasi bantuan dalam beberapa waktu ke depan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang yang ditakutkan adalah musim dingin yang segera menyongsong. Menurut McGroarty, musim dingin di Afghanistan sangat berat dan bisa berdampak besar pada pasokan pangan.
“Musim dingin di Afghanistan sangat buru banyak komunitas yang aksesnya terputus jadi kami harus memasok pangan ke area-area tersebut,” pungkasnya.