Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Bupati Malang , Muhammad Sanusi, kini sedang menjadi sorotan masyarakat. Penyebabnya, beredar video acara deklarasi tim kampanyenya di Pilkada 2020 memperlihatkan mereka asik menggelar dangdutan.
ADVERTISEMENT
Deklarasi itu dilaksanakan di Rumah Makan Bojana Puri Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Rabu (5/7) malam. Muhammad Sanusi merupakan calon petahana. Ia bersama wakilnya Didik maju di Pemilihan Bupati Malang pada 9 Desember.
Acara dangdutan itu langsung dikecam banyak warga karena digelar di tengah pandemi COVID-19 . Selain itu, dari foto yang beredar, nampak acara deklarasi itu cukup mewah.
Padahal, sejak pandemi COVID-19, masyarakat tidak diizinkan menyelenggarakan pernikahan. Salah seorang warga bernama Shandra Pratika memberikan komentar cukup pedas terhadap acara itu.
"Seng penting sek iso nyanyi bupatine (yang penting masih bisa menyanyi bupatinya)," tulisnya sambil diikuti stiker menari.
Pengamat Nilai Seharusnya Bupati Malang Menjadi Teladan Masyarakat
Selain mendapat kritik dari warga, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Wahyu Winarjo, menyayangkan acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sebagai seorang bupati, Sanusi harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
"Rakyat akan selalu meminta agar pemerintah senantiasa menjadi suri tauladan atas aturan yang digulirkan," kata Wahyu.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM ini juga menuturkan, akan ada pembangkang dari masyarakat jika pemerintah tidak bisa menjadi suri teladan.
"Jika pemerintah tidak bisa ing ngarso sung tulodo, maka yang akan terjadi nantinya adalah pembangkangan yang dilakukan oleh rakyat. Ibarat pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari," ucap dia.
Namun, Wahyu tak menampik, sejak dahulu hiburan berupa musik dangdut adalah salah satu cara ampuh mendekati calon pemilih. Hanya saja, mengadakan pesta besar di tengah pandemi COVID-19, tidak elok dilihat oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Satgas COVID-19 Universitas Brawijaya tidak bisa memberikan banyak komentar terkait insiden itu. Namun mereka berharap tidak ada klaster baru penularan virus corona setelah acara itu.
"Singkat saja dari saya, semoga tidak menjadi klaster penularan baru," kata Kasatgas COVID-19 Universitas Brawijaya, dr Aurick Yudha Nagara.
Hal itu bukan tanpa sebab, saat ini kapasitas rumah sakit di Malang yang mampu merawat pasien positif terbatas. Sehingga dengan munculnya klaster baru dikhawatirkan banyak pasien yang tak bisa di rawat.
Satgas COVID-19 Tegur Bupati Malang
Berbeda dengan UB, Satgas COVID-19 RI mempunyai pandangan berbeda soal Bupati Malang dangdutan . Suanusi kemudian diberikan teguran karena dinilai telah membahayakan masyarakat.
"Mohon agar tidak mengadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan yang dapat mengakibatkan penularan COVID-19. Ini teguran," kata jubir Satgas COVID-10 Prof Wiku Adisasmito.
ADVERTISEMENT
Menurut Wiku, acara tersebut berpotensi menjadi klaster baru. Seharusnya, Sanusi yang juga merupakan Ketua Satgas COVID-19 tingkat kabupaten harus memberikan contoh yang baik.
"Yang bersangkutan belum paham betul akan akibatnya," ucap Wiku.
Doni Monardo Sesalkan Acara Dangdutan Bupati Malang
Ketua Satgas COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo, juga menyayangkan peristiwa dangdutan itu. Ia menilai seharusnya acara itu dapat dicegah.
Menurut Doni, seluruh pihak harus disiplin di tengah pandemi corona. Terutama untuk mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak.
"Jaga jarak dan menghindari kerumunan adalah cara terbaik dalam menghadapi Covid," ungkapnya.
"Masyarakat dan pimpinan lainnya harus berani mengingatkan. Kesadaran kolektif harus di tingkatkan agar kita semua bisa selamat," tambahnya.
Bupati Malang Bantah Gelar Dangdutan
Setelah mendapat banyak kritikan, Sanusi buka suara. Ia membantah jika dirinya menggelar acara dangdutan.
ADVERTISEMENT
"Gak ada dangdutan. Cuma yang terakhir itu cuma nyobak aja," kata Sanusi.
Ia berdalih dirinya kala itu sedang mencoba memainkan alat musik. Selain itu, tidak ada massa dalam deklarasi itu.
"Kemarin itu tidak ada massa juga. Electone kalau tidak ada pengunjungnya ya gak apa-apa," tutur dia.