Dari 127 Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan Malang, 34 di Antaranya Tewas di Stadion

2 Oktober 2022 7:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta memberikan keterangan pers di Polres Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Foto: ANTARA/Vicki Febrianto
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta memberikan keterangan pers di Polres Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Foto: ANTARA/Vicki Febrianto
ADVERTISEMENT
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, membawa nestapa. 34 suporter tewas di stadion. 93 lainnya tewas saat tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Total korban jiwa dalam peristiwa mematikan tersebut mencapai 127 orang.
ADVERTISEMENT
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, 2 di antaranya anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10).
Nico membeberkan bagaimana kericuhan terjadi. Suporter Arema disebut kecewa karena tim kebanggaannya kalah dengan skor 2-3 dari Persebaya. Padahal Arema memegang rekor 23 tahun tak terkalahkan dari Persebaya di Malang.
Setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiup wasit, 3 ribu suporter membanjiri lapangan. Mereka hendak mendatangi pemain dan official.
Polisi pun berupaya mengadang dan mencegah. Namun suporter menjadi tak terkontrol dan cenderung anarkis, hingga akhirnya polisi menembakkan gas air mata.
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
"Karena sudah mulai anarkis sudah menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya karena gas air mata mereka keluar ke satu titik di pintu keluar. Yaitu kalau enggak salah di pintu 10 ya. Kemudian terjadi penumpukan," kata Nico.
ADVERTISEMENT
Penumpukan tersebut yang diduga menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa. Suporter mengalami sesak napas hingga membutuhkan pertolongan medis.
"Dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas, kurang oksigen, yang oleh tim medis dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion dan dievakuasi ke beberapa rumah sakit," beber Nico.
Akibatnya, total 127 orang tewas. 180 lainnya masih dirawat di rumah sakit. Kerugian materil juga terjadi akibat peristiwa itu, salah satunya perusakan terhadap 13 mobil oleh suporter. 10 mobil di antaranya milik kepolisian.