Dari Awal Berdiri, Hooters Andalkan Pelayan Seksi

21 Maret 2017 16:10 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Restoran Hooters (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
Hooters, sebuah restoran cepat saji yang fenomenal di Amerika Serikat, akan hadir di Jakarta. Di balik cerita kontroversi tentang pelayan seksinya yang sudah terkenal, Hooters memiliki sisi lain lainnya yang dilihat dari sejarah pendiriannya.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari laman resminya, Selasa (21/3), Hooters di negara asalnya Amerika Serikat bukanlah nama baru.
Restoran tersebut didirikan oleh konsorsium pengusaha asal Clearwater, yakni Lynn D. Stewart, Gil DiGiannantonio, Ed Droste, Billy Ranieri, Ken Wimmer dan Dennis Johnson pada 1 April 1983.
Hooters didirikan pada tanggal yang dikenal dunia dengan ‘April Mop’ atau hari kebalikan. Ternyata ada alasan pemilihan tanggal tersebut.
Kala itu para pendiri Hooters merasa restoran mereka tak akan bertahan lama. Dengan alasan tersebut, jika pun memang Hooters bangkrut dalam satu waktu, mereka bisa berkilah dengan menyebut Hooters tak pernah ada.
Restoran Hooters (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
"Selamat hari kebalikan," mungkin itu yang ada di benak para pendiri.
ADVERTISEMENT
Mereka menjual makanan mainstream yakni ayam goreng layaknya KFC ataupun McD. Yang menjadi andalan adalah sayap ayam pedasnya.
Hooters pertama didirikan di Florida. Tempatnya di sebuah lokasi di bekas klub malam yang mereka beli dengan harga murah. Lokasi tersebut dikenal sebagai ‘kuburan bisnis’. Dinamakan demikian karena memang sudah tak terhitung betapa banyak bisnis yang gagal jika memilih lokasi tersebut sebagai tempat mencari keuntungan.
Setahun kemudian, seorang pengusaha Hugh Connerty, membeli lisensi Hooters dari keenam pendiri awalnya. Ternyata firasat pendiri awal Hooters menjadi kenyataan. Dalam beberapa tahun, Hooters tak maju-maju.
Beberapa tahun berselang Hooters terus berpindah kepemilikan. Meski beberapa kali pemilik sahamnya tak untung-untung. Namun suatu ketika, pengusaha ternama, Robert H. Brooks dan kelompok investor di Atlanta, mengakuisisi restoran tersebut.
ADVERTISEMENT
Di tangan keduanya Hooters mulai berkembang dan melebarkan sayap. Tiga restoran yang berlokasi di Tampa Bay, Chicago dan Manhattan, New York, dikelola oleh Brooks dan dikontrol secara langsung oleh perusahaan induk di Clearwater.
Hooters kemudian menjamur menjadi waralaba yang pertumbuhannya kian pesat. Waralaba tersebut dikelola oleh Hooters of America.
Di bawah tangan dingin Brooks, Hooters akhirnya mampun menjadi brand internasional. Keuntungan miliaran dolar pun dikantonginya.
Selain restoran, Hooters juga memiliki hotel dan kasino di bawah nama Hooters Casino Hotel yang dibuka pertama kali pada 2 Februari 2006 itu berlokasi di Las Vegas, Nevada.
Dalam mengelola Hooters, Brook memang mengedepankan konsep yang menarik perhatiana, utamanya untuk para lelaki.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang membuat Hooters sukses di bawah kepemimpinan Brooks adalah para pelayannya. Perempuan seksi berbusana minim dikedepankan untuk memancing mata para lelaki yang lewat di depan restoran berlambang burung hantu tersebut.
Barisan pelayan seksi itulah yang menjadi ‘jualan’ utama Hooters. Bukan paha ataupun sayap ayam.
Dalam melayani pelanggannya Hooters Girls punya ciri khas. Mereka menggunakan seragam berupa tank top putih ketat bergambar lambang restoran dan tulisan lokasi restoran.
Tank top tersebut dipadankan dengan celana pendek sporty berwarna oranye, kaus kaki panjang serta sepatu putih.
Dengan ciri khasnya tersebut, kian tahun bisnis Hooters terus melebar. Hingga kini Hooters punya 160 restoran di Amerika, dan 430 waralaba di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, Hooters akan segera hadir di Jakarta. Mereka akan melakukan soft launching pada hari Jumat (24/3).
Saat ini manejemen tengah melatih para Hooters Girl agar siap melayani para pelanggan yang ingin makan di restoran tersebut.
Restoran Hooters (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)