Dari Depok ke Jakarta Naik Jaklingko, KRL, dan TransJ di Jam Sibuk Ibu Kota

17 April 2025 16:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus TransJakarta di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bus TransJakarta di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pagi di Depok, Jabar, diselimuti mendung kelabu, namun hiruk pikuk kehidupan tak ikut meredup. Semua orang sibuk dengan aktivitas dan pikirannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Seperti Akmal (27), seorang karyawan swasta di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, yang tinggal di kawasan Depok. Sekitar pukul 07.00 WIB, Kamis (16/4), Akmal berdiri di pinggir jalan menunggu Jaklingko 64 — angkutan umum yang dikelola Pemprov DKI Jakarta — untuk mengarah ke Ibu Kota.
"Saya (tinggal) di Jalan Mustofa situ [di Kukusan, Depok]. Setiap hari diantar dulu sama bokap (ke lokasi nunggu angkot) buat berangkat ke Stasiun Jatinegara. Lebih cepet, tapi enggak kejauhan buat bokap, kasihan, udah tua," katanya.
Sebagian rute Akmal sama dengan kumparan yang kali ini menjajal transportasi umum di jam sibuk Ibu Kota. Perjalanan dimulai dari kawasan Beji, Depok, yang berbatasan dengan Jakarta, dengan diantar motor, menuju jalan tempat pemberhentian terdekat Jaklingko 64.
Penampakan halte Jaklingko menuju Stasiun Lenteng Agung di Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Sekitar 3 menit menunggu di lokasi pemberhentian Jalan Aselih, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jaklingko 64 akhirnya tiba.
ADVERTISEMENT
Saat naik, penumpang harus melakukan tap-in dengan kartu Jaklingko atau kartu transaksi multifungsi merek apa pun yang dimiliki. Lalu tap-out saat mau turun.
Penumpang menunjukkan kartu uang elektronik saat menaiki Jaklingko menuju Stasiun Lenteng Agung di Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Total ada 3 penumpang di dalam mobil itu, termasuk kumparan. Suasana di dalam juga cukup nyaman, sopir tidak memaksakan mobil harus penuh dengan penumpang. Ia akan memberikan sinyal 5 jari ke penumpang yang menunggu di tempat pemberhentian bila semua kursi telah terisi.
"Saya sudah naik Jaklingko sejak 2021," kata Akmal.
Posisi kursi layaknya angkot, di belakang ada 2 kursi panjang berhadap-hadapan yang bisa diisi hingga 8-10 orang. Lalu 1 tempat lagi di sebelah sopir.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ada juga yang dilengkapi dengan AC, namun yang ditumpangi kali ini tidak, karena itu jendela dan pintunya terbuka.
Pemandangan menarik terjadi ketika silih berganti penumpang naik dan turun.
Penumpang memindai kartu uang elektronik saat menaiki Jaklingko menuju Stasiun Lenteng Agung di Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Untuk orang yang duduk di dekat mesin tap, secara otomatis menjadi sosok yang membantu penumpang lain untuk melakukan tap kartu. Lalu ketika penumpang turun, semuanya selalu mengucapkan terima kasih ke sopir.
"Sama-sama," jawab sopir sambil tersenyum.
Jaklingko juga bisa diminta berhenti di titik yang tak berpelang pemberhentian. Cukup mengatakan ke sopir landmark apa, tak perlu bilang 'kiri' atau menyentil 'atap mobil' untuk berhenti layaknya naik angkot.
Total durasi yang ditempuh naik Jaklingko ke Stasiun Lenteng Agung adalah 25 menit. Saat itu lalu lintas juga tidak begitu macet.
ADVERTISEMENT
Setelah perjalanan gratis dengan Jaklingko, rute selanjutnya dari Stasiun Lenteng Agung, transit di Stasiun Manggarai lalu ke titik akhir di Stasiun Sudirman.
Selama perjalanan ini hanya perlu 2 kali tap, yakni saat masuk dan keluar stasiun. Totalnya hanya Rp 3 ribu.
Suasana Stasiun Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Stasiun Lenteng Agung: KRL

Di Stasiun Lenteng Agung, kereta datang silih berganti setiap 5 menit. Setiap kereta datang, kumparan berusaha naik ke gerbong, namun selalu penuh dan akhirnya kereta terlewat.
Harapan kereta lebih lengang tak kunjung terjadi sehingga setelah 3 rangkaian kereta berlalu, kumparan berhasil menyalip di antara kerumunan penumpang hingga berada di dalam gerbong. Sekitar pukul 07.50 WIB kereta arah Jakarta Kota berangkat dari Peron 2.
Suasana Stasiun Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Suasana di dalam gerbong sangat padat sehingga penumpang yang naik dari Stasiun Lenteng Agung harus berdiri dan berdesak-desakan. Tak tercium bau menyengat di kerumunan, sebaliknya yang tercium adalah wangi parfum penumpang di jam pagi.
ADVERTISEMENT
Gaya ransel digendong di depan khas "anak kereta" alias anker terlihat dilakoni sebagian besar penumpang. Ada juga yang menutup matanya untuk mencoba tidur.
Senggol-senggolan dengan bahu penumpang lain tak terhindarkan, terutama saat kereta berhenti di stasiun-stasiun yang dilewati. Meski begitu, tak ada yang marah, semuanya maklum dan memilih sibuk dengan urusannya masing-masing.
Sekitar 27 menit, atau tepatnya pukul 08.18 WIB, kereta tiba di Stasiun Manggarai. Penumpang yang perlu transit kereta langsung berhamburan ke luar gerbong.
Suasana Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Suasana Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Ada yang langsung naik ke gerbong kereta di sebelah, ada yang harus turun tangga dan menuju peron di seberang sambil berdesak-desakan dengan penumpang lain.
Kejadian menarik juga sempat terjadi di peron yang diapit jalur 2. Saat menunggu kereta tiba, penumpang sudah berkumpul di sisi peron 2, namun saat ada sejumlah penumpang yang tiba-tiba bergeser ke peron 1 di bagian belakangnya, semuanya sontak mengikuti.
ADVERTISEMENT
Melihat itu, petugas keamanan pun langsung berteriak memberikan pengumuman bahwa kereta di peron 2 yang akan berangkat lebih dahulu daripada di peron 1. Mendengar itu, semuanya pun kembali dengan tertib mengambil posisi di peron 2.
Kereta baru tiba setelah 21 menit menunggu. kumparan berangkat dari Stasiun Manggarai ke Sudirman pada pukul 08.40 WIB. Durasi perjalanan tidak lama, hanya 5 menit karena stasiun tujuan berada setelah Manggarai.
Suasana di dalam gerbong tak jauh berbeda dengan perjalanan sebelum transit. Seorang penumpang perempuan bernama Marlina (45) mengaku sudah biasa dengan suasana seperti ini. Setiap hari dia bolak-balik Depok-Tanah Abang untuk berjualan.
"Iya tiap hari kayak gini. Saya berangkat dari rumah di deket Pasar Kemiri. Naik dari Depok Baru," kata orang yang sudah berdagang 5 tahun di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara itu.
Sejumlah penumpang turun dari rangkain KRL Commuter Line setibanya di Stasiun Sudirman, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Naik Bus TransJakarta (TransJ)

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pukul 08.45 WIB, kereta berhenti di Stasiun Sudirman. Moda transportasi umum yang dicoba selanjutnya adalah TransJakarta atau TransJ.
Halte TransJakarta Dukuh Atas bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Stasiun Sudirman. Butuh waktu sekitar 10 menit.
Suasana di Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Setibanya di halte, perlu tap kartu pembayaran elektronik dengan tarif Rp 3.500. Tak perlu waktu lama menunggu bus tiba, hanya 5 menit.
Selama di Transjakarta suasana formal khas pekerja kantoran Sudirman terasa sangat kental. Menyajikan pemandangan yang sangat kontras dibandingkan saat naik Jaklingko dan KRL. Tak ada yang berbicara sama sekali.
Sejumlah penumpang menaiki bus TransJakarta di Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Bus berangkat pukul 09.22 WIB dan tiba di Halte Karet 2 menit setelahnya. Perjalanan pun berakhir.
Secara total dari Depok butuh waktu sekitar 2 jam lebih untuk sampai titik akhir kami. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 6.500.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan pengalaman menggunakan transportasi umum di Ibu Kota cukup nyaman karena terhubung antara satu moda dengan yang lain, ditambah harganya yang cukup ramah di kantong. Meski terkadang perlu sedikit kesabaran saat menunggu kendaraan tiba.