Dari Limbah Jadi Berkah ala Djarum Foundation

27 Februari 2025 11:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembibitan tanaman di Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembibitan tanaman di Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Puluhan ton sampah organik yang diangkut truk hilir mudik masuk ke Pusat Pengolahan Organik (PPO) Oasis Kretek Factory di Kabupaten Kudus, Jateng, Rabu (26/2).
ADVERTISEMENT
Puluhan ton sampah mulai dari sisa makanan, batang pohon, dedaunan itu nantinya akan diolah menjadi humisoil atau pupuk organik.
Sejumlah petugas dengan sigap menurunkan sampah-sampah itu dan memasukkannya ke sebuah mesin cacah besar untuk membuat sampah sampah itu menjadi ukuran yang lebih kecil.
Setelah proses pencacahan selesai, sampah-sampah itu akan dicampur dengan bakteri baik agar berubah menjadi pupuk organik.
Ya, sudah beberapa tahun belakangan, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) fokus mengembangkan program Kudus Asik (Apik dan Resik). Program ini berangkat dari cita-cita mewujudkan Kudus yang berjuluk Kota Kretek menjadi kota yang bersih, hijau, nyaman dan bebas dari sampah.
Suasana pembibitan tanaman di Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Sampah-sampah organik yang disetorkan berasal dari rumah makan atau restoran, sekolah, hotel, pasar, panti asuhan, perusahaan, swalayan hingga pondok pesantren. BLDF memang secara khusus menggandeng mereka sebagai mitra.
ADVERTISEMENT
Sementara tidak jauh dari PPO Oasis Kretek Factory, ada bagian menarik yang biasa disebut dengan Pusat Pembibitan Tanaman. Di tempat itu ribuan bibit pohon ditanam menggunakan humisoil dari pengolahan sampah tersebut.
Bibit pohon asam jawa, trembesi, tecoma stans, trengguli, nangka hingga alpukat tumbuh sumbur berkat campuran humisoil. Setelah tumbuh besar, bibit pohon ini akan ditanam di lahan-lahan kritis.
Deputy Program Manager BLDF Redi J Prasetyo mengatakan, lewat Kudus Asik masyarakat diajak untuk memilah sampah organik dan nonorganik. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan dua manfaat langsung dari pemilihan sampah itu.
"Sampah organik ini membuat sampah lain menjadi tidak bernilai. Jadi Djarum sendiri berkomitmen membantu dari edukasi ke masyarakat, pengadaan infrastruktur, pengangkutan sampah, dan memprosesnya dari sampah jadi pupuk," ujar Redi dalam acara Inaugurasi Gerakan Digital Kudus Asik dan Apresiasi 370 Mitra Pengelolaan Sampah Organik di kantor Oasis Djarum Kretek Factory, Kudus, Rabu (26/2).
Suasana pembibitan tanaman di Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Redi menjelaskan, PPO mampu mengolah sampah organik 50 ton per harinya. Namun, volume sampah yang sudah diolah ke PPO saat ini dalam satu harinya di angka 150 kubik atau 38 ton.
ADVERTISEMENT
Sampah organik yang diolah menjadi humisoil akan digunakan sebagai media tanam untuk bibit pohon yang dikembangkan Djarum. Bibit pohon ini nantinya akan ditanam di lahan-lahan kritis di berbagai wilayah, termasuk di Kudus.
"Jadi manfaatnya kembali lagi untuk masyarakat karena humisoilnya digunakan untuk menanam pohon di lahan-lahan kritis yang ada di Kudus," beber Redi.

Keuntungan Mitra Kudus Asik

Sementara, masyarakat yang menjadi mitra Kudus Asik akan mendapatkan sejumlah keuntungan. Di antaranya, sampah yang mereka hasilkan akan memberikan banyak manfaat bagi lingkungan.
"Jadi tidak ada keluhan soal sampah tidak terambil karena Djarum sangat tertib. Kemudian ketika dia milah sampah organik dan nonorganik, sampah nonorganikanya kan sudah bersih, bisa dijual di bank sampah atau pengepul," kata Redi.
Inagurasi Gerakan Digital Kudus Asik. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Hasilnya, dari sepanjang 2018-2024 sampah organik yang telah diolah menjadi kompos mencapai 82.275 m3 humisoil atau setara dengan lebih dari 32 kolam renang berstandar olimpiade yang berisi air penuh.
ADVERTISEMENT

Ada 370 Mitra Kudus Asik

Sementara itu, Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara menyebut, sudah ada 370 mitra Kudus Asik yang berkomitmen untuk memilah sampah dan menyetorkannya.
"Inisiatif Kudus Asik (Apik Resik) ini merupakan bentuk sinergi bersama pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Linkungan Hidup (PKPLH) yang turut diejawantahkan ke dalam rencana aksi daerah," sebut Mutiara.
Suasana pembibitan tanaman di Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Suasana pembibitan tanaman di Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan

Dibutuhkan di Tengah Isu Kudus Darurat Sampah

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti menyambut baik program Kudus Asik. Ia menjelaskan, program ini amat dibutuhkan di tengah isu Kudus darurat sampah setelah TPA Tanjungrejo yang telah beroperasi selama 30 tahu ditutup sementara.
"Kabupaten Kudus dalam satu hari bisa menghasilkan sampah 170 ton. Nah, setelah TPA Tanjungrejo sempat ditutup oleh warga, kami tentunya mencari solusi yang paling manjur. Karena kalau permasalahan sampah ini ditangani seketika tidak akan bisa," terang Subekti.
ADVERTISEMENT
Ia menilai, cara pilah sampah yang diinisiasi program Kudus Asik ini sangat tepat karena menangani sampah sejak dari hulu. Ia ingin masyarakat meminimalisir sampah-sampah yang mereka hasilkan masuk ke TPA Tanjungrejo.
"Kami masih ingat tragedi Leuwigajah, di mana gas metan yang ada di dalam timbunan sampah itu meledak sampai menimbulkan korban jiwa. Nah, kami tidak ingin seperti itu. Karena ini umurnya sudah 30 tahun," kata Subekti.
Ia berharap, program ini akan menjangkau lebih banyak masyarakat di Kudus sehingga Kudus akan menjadi kota yang bersih, rapi dan nyaman.