Darurat Militer Buat Komunikasi Korsel dengan Trump Retak

18 Desember 2024 13:32 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Korsel, Cho Tae-yul. Foto: Jung Yeon-je / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Korsel, Cho Tae-yul. Foto: Jung Yeon-je / AFP
ADVERTISEMENT
Menlu Korsel Cho Tae-yul pada Rabu (18/12) mengungkap hal yang terjadi akibat darurat militer yang ditetapkan Presiden Yoon Suk-yeol pada awal Desember lalu. Yoon dimakzulkan akibat penetapan darurat militer.
ADVERTISEMENT
Cho mengatakan, darurat militer Yoon telah menciptakan batasan komunikasi dengan tim Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Selain itu, penetapan darurat militer juga ditujukan memutus momentum politik AS-Korsel.
Cho menyampaikan itu lewat konferensi pers yang digelar bersama Menkeu Choi Sang-mok. Dia kemudian mencoba meyakinkan sekutu-sekutu Korsel dan pasar yang muncul akibat darurat militer.
“Kami telah membangun jaringan dan saluran komunikasi dengan kampanye Trump yang lebih kuat daripada negara lain mana pun, tetapi perintah darurat militer merusak momentum politik antara kedua belah pihak,” jelas Cho seperti dikutip dari Reuters.
"Memang benar ada beberapa gangguan komunikasi selama dua minggu terakhir karena situasi ini," kata Cho.
Adapun saat ini Mahkamah Konstitusi Korsel sedang meninjau pemakzulan terhadap Yoon. Jika disetujui maka Yoon akan terguling dari jabatannya sebagai presiden.
ADVERTISEMENT
Aparat turut pula memulai investigasi pidana terhadap Yoon terkait upaya pemberontakan lewat darurat militer.
Saat ini PM Korsel Han Duk-soo menjabat sebagai pelaksana tugas Presiden, setelah seluruh kewenangan dan kekuasaan Yoon dilucuti akibat darurat militer.