Data KNKT: Lion Air Jadi Maskapai Paling Sering Jatuh dalam 20 Tahun Terakhir

14 Januari 2021 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Lion Air jatuh ke laut di sisi barat landas pacu Bandara Ngurah Rai saat hendak mendarat, 13 April 2013. Foto:  AFP/Sonny Tumbelaka
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Lion Air jatuh ke laut di sisi barat landas pacu Bandara Ngurah Rai saat hendak mendarat, 13 April 2013. Foto: AFP/Sonny Tumbelaka
ADVERTISEMENT
Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu membuka luka lama tentang insiden kedirgantaraan Tanah Air. Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), jumlah penerbangan sipil yang jatuh sepanjang tahun 2000-2020 mencapai 51 insiden.
ADVERTISEMENT
Data itu berasal dari klasifikasi yang kumparan lakukan terhadap 199 dokumen investigasi kecelakaan yang diunggah di situs knkt.go.id. Artinya, persentase armada penerbangan sipil yang jatuh terhadap total kasus kecelakaan udara mencapai 25,63 persen.
Dari 51 penerbangan sipil yang jatuh itu, pesawat komersial besar yang jatuh mencapai 10 armada atau 19,61 persen. Sementara pesawat jatuh didominasi oleh armada pesawat kecil. Jumlahnya mencapai 26 armada atau 50,98 persen. Merujuk Federal Aviation Administration, pesawat kecil adalah yang memiliki berat sama atau di bawah 12.500 lbs (5.669,9 kg).
Lantas maskapai apa yang paling sering jatuh?

Lion Air Paling Sering Jatuh

Sebanyak 51 penerbangan sipil yang jatuh berasal dari 30 maskapai yang berbeda. Namun hanya ada 26 maskapai yang tercatat membawa penumpang. Berdasarkan parameter itu, Lion Air merupakan maskapai yang paling sering jatuh. Maskapai yang berdiri sejak 1999 itu jatuh sebanyak tiga kali dalam 20 tahun terakhir.
Lion Air tipe pesawat Boeing 737-800NG. Foto: Dok. Lion Air
Insiden pertama terjadi pada 14 Januari 2002 dengan Boeing 737-200 PK-LID, insiden kedua terjadi pada 13 April 2013 dengan Boeing 737-800NG, PK-LKS, dan insiden ketiga terjadi pada 29 Oktober 2018 dengan Boeing 737-8 (MAX); PK-LQP.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dua insiden awal tak merenggut korban jiwa. Pada penerbangan 14 Januari 2002, misalnya, Lion Air PK-LID terbang dari Pekanbaru ke Batam. Namun saat pesawat lepas landas, dengan hidung pesawat yang sudah terangkat, mesin pesawat mendadak tak bekerja. Alhasil pesawat pun jatuh dan keluar dari landasan pacu.
Sementara itu, pesawat Lion Air PK-LKS pada 13 April 2013 jatuh di perairan Bali. Pesawat rute Bandung ke Bali itu jatuh saat akan mendarat di Bandara Ngurah Rai. Cuaca buruk mengakibatkan pilot gagal mengidentifikasi lokasi landasan pacu. Tak ada korban jiwa.
Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air PK-LQP berangkat dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Namun pesawat hilang kontak dan jatuh di perairan Karawang. Total 189 orang tewas akibat peristiwa nahas tersebut.
Pesawat Airfast patah roda di Bandara Juanda Surabaya. Foto: Dok. AirNav
Selain Lion Air, maskapai lain yang paling sering jatuh adalah Airfast Indonesia. Maskapai yang berdiri sejak 1971 itu bergerak di bidang penerbangan umum dan sewaan. Layanannya meliputi penerbangan korporat, logistik, VVIP Travel, hingga drone. Maskapai itu memiliki armada McDonnell Douglas, DHC-6, hingga helikopter Eurocopter.
ADVERTISEMENT
Insiden jatuhnya Airfast terjadi pada 25 September 2011 dan 17 Februari Maret 2012. Insiden pertama terjadi pada helikopter jenis Bell 412 PK–OCV saat terbang di area Lemurung, Sumbawa, NTT dengan dua korban jiwa. Insiden kedua terjadi pada helikopter jenis Eurocopter AS 350B3 PK–ODA dengan tiga korban jiwa.

Korban Tewas Terbanyak

Dilihat dari jumlah korban tewas, Lion Air kembali menjadi maskapai dengan jumlah korban tewas terbanyak. Data KNKT menunjukkan jumlah korban tewas akibat insiden jatuh yang menimpa Lion Air mencapai 189.
Jumlah korban tewas itu merupakan akumulasi dari tiga peristiwa jatuhnya Lion Air sepanjang 2000-2020. Namun karena dua peristiwa sebelumnya tak ada korban jiwa, maka data itu merupakan jumlah korban tewas Lion Air PK-LQP di perairan Karawang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, jumlah korban tewas terbanyak kedua ditempati oleh Air Asia. Maskapai itu tercatat pernah satu kali jatuh pada 28 Desember 2014.
Kala itu, armada Airbus 320-216 PK-AXC berangkat dari Surabaya menuju Singapura. Pesawat tersebut lalu hilang kontak dan ditemukan jatuh di Selat Karimata. Total 162 orang tewas akibat insiden tersebut.
Ilustrasi Tiger Air Mandala. Foto: Shutter Stock
Selain Lion Air dan Air Asia, maskapai dengan jumlah korban tewas terbanyak lainnya adalah Mandala Air. Pada 5 September 2005, maskapai itu hendak mengudara dari Medan ke Jakarta menggunakan Boeing B737-200 PK-RIM.
Namun saat lepas landas, pesawat itu menabrak tiang listrik dan jatuh di permukiman warga. Total 161 orang tewas akibat insiden itu, termasuk 49 orang penduduk sekitar (bukan penumpang).
ADVERTISEMENT
***