Data Perdagangaan RI-Israel: Ekspor Naik, Makin Cuan dari Negara Zionis

18 Mei 2021 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal kargo asing tengah bongkar muat peti kemas mengangkut komoditas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal kargo asing tengah bongkar muat peti kemas mengangkut komoditas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia mengecam agresi Israel terhadap Palestina yang sudah sepekan lebih berlangsung. Presiden Jokowi mengutuk keras serangan yang mengakibatkan ratusan orang kehilangan nyawa termasuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Agresi Israel harus dihentikan," terang Presiden Jokowi, Sabtu (15/5).
Sejumlah upaya dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengakhiri kekerasan Israel dan Palestina. Di antaranya mengusulkan langkah-langkah kunci penyelesaian konflik melalui forum Organisasi Kerja sama Islam (OKI).
"Keadilan harus tercipta bagi rakyat Palestina. Dan saya tekankan bahwa Indonesia akan terus mendukung perjuangan Palestina," terang Menlu Retno Marsudi dalam keterangan pers, Minggu (16/5).
Meski mengecam dan mengutuk keras agresi terhadap Palestina, Indonesia rupanya merupakan salah satu mitra dagang Israel di antara negara-negara muslim yang tergabung dalam OKI.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri kedatangan pesawat yang membawa batch pertama vaksin Pfizer BioNTech COVID-19 di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv , Israel. Foto: Abir Sultan / Pool /REUTERS
Hal tersebut sempat menuai sorotan pada akhir 2020 lalu tentang adanya wacana normalisasi hubungan Indonesia dan Israel. Lantaran, meski politik tegang karena tak memiliki hubungan diplomatik, Indonesia-Israel cukup mesra dalam urusan dagang.
ADVERTISEMENT
Data nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Israel dari Badan Pusat Statistik pada 5 tahun terakhir menunjukkan adanya tren positif pada sisi ekspor. Tahun 2016, ekspor Indonesia berjumlah USD 103,16 juta, lalu pada 2020 angka itu meroket menjadi USD 157,53 juta.
Sebaliknya, tren nilai impor produk Indonesia dari negara zionis itu justru menurun. Dari USD 109,94 juta pada 2016, menjadi USD 56,54 juta di 2020. Ada fluktuasi nilai perdagangan di antara kedua tahun tersebut, namun jika ditarik garis tren mengalami penurunan.
Dengan adanya tren kenaikan ekspor dan tren penurunan impor, hal ini justru semakin menguntungkan Indonesia dari sisi neraca perdagangan.
Indonesia sempat mencatatkan neraca perdagangan yang minus pada 2016. Meski demikian, setelahnya Indonesia selalu mencatatkan surplus yang jumlahnya makin naik hingga 2020. Hal ini menandakan RI makin cuan dari sisi perdagangan dengan Israel.
ADVERTISEMENT

Yang Dijual Indonesia ke Israel

Mengutip data dari International Trade Center, produk unggulan Indonesia yang bernilai paling tinggi diekspor ke Israel pada 2020 ternyata merupakan kategori mesin dan perlengkapan elektris (kode HS 85 dalam ekspor-impor).
Nilainya ekspor untuk produk tersebut mencapai USD 33,78 juta (sekitar Rp 482,28 miliar). Ekspor dengan nilai tinggi selanjutnya barulah lemak dan minyak hewani (kode HS 15) yang nilainya mencapai USD 29,09 juta (sekitar Rp 415,34 miliar).
Sementara untuk produk dari Israel, Indonesia paling banyak mengimpor reaktor nuklir dan peralatan mekanis (kode HS 84). Nilainya mencapai USD 42,58 juta (sekitar Rp 607,95 miliar).
Yang cukup unik, impor senjata dan amunisi (kode HS 93) Indonesia dari Israel nilainya terbesar nomor 4. Nilai perdagangan untuk produk tersebut yakni USD 1,33 juta (Sekitar Rp 19,03 miliar).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, tak pernah terdengar di media Indonesia membeli perlengkapan senjata di Israel.