Debat Hangat Komisi I dengan Kominfo Bahas PDNS yang Sempat Diserang Ransomware

23 September 2024 15:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapat kerja Komisi I DPR bersama Kominfo di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapat kerja Komisi I DPR bersama Kominfo di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja bersama Menko Polhukam Hadi Tjahjanto dan Wamenkominfo Nezar Patria, Selasa (23/9). Perdebatan hangat sempat muncul di awal rapat karena Kominfo minta rapat digelar tertutup.
ADVERTISEMENT
Saat sesi pemaparan Kominfo terkait progres pemulihan Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) yang sempat terserang ransomware serta progres pembangunan Pusat Data Nasional, Wamenkominfo Nezar Patria meminta agar rapat digelar secara tertutup.
“Izin Ibu Ketua, yang bagian PDN mungkin bisa kita lakukan tertutup, yang rencana bagian PDN,” kata Nezar kepada pimpinan Komisi I, Meutya Hafid, dalam rapat.
Setelah itu, anggota Fraksi Golkar Nurul Arifin pun memberikan interupsi. Ia tidak setuju dengan usulan Nezar agar rapat digelar secara tertutup.
Menurutnya, publik berhak mengetahui progres perbaikan yang menyangkut dengan keamanan data pribadi.
“Kalau saya melihatnya ini hal yang krusial yang publik harus tahu karena mereka ingin tahu keamanan dirinya,” kata Nurul.
Waketum Partai Golkar, Nurul Arifin. Foto: Instagram/@na_nurularifin
Nurul kemudian juga menyinggung soal kebocoran 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) termasuk milik Presiden Jokowi hingga Menkeu Sri Mulyani pekan ini.
ADVERTISEMENT
“Apalagi sekarang ada kebocoran NPWP jadi pengin tahu juga nih kenapa kebocoran-kebocoran, kenapa ada pencurian-pencurian data lagi begitu, berarti ini ada kegagalan, ada yang bolong-bolongnya itu masih. Jadi saya kira publik harus tahu,” cecar Nurul.
Wamenk ominfo Nezar Patria dalam raker Komisi I dengan Menkopolhukam, Senin (23/9/2024). Foto: DPR RI
Setelah itu Meutya pun mengambil keputusan agar paparan mengenai progres perbaikan PDNS dilakukan secara terbuka. Namun untuk progres pembangunan PDN dilakukan secara tertutup.
Nezar pun kemudian menyampaikan bahwa saat ini layanan publik prioritas sudah pulih 100 persen.
“Perkembangan pemulihan layanan PDNS saat ini layanan publik prioritas seluruhnya telah pulih 100 persen, seluruh data yang terkena ransomware sudah selesai dilakukan proses decrypt 100 persen,” katanya.
Pernyataan Brain Chiper akan memberikan kunci server PDN yang diserangnya, 2 Juli 2024. Foto: X/@stealthmole_int
Sebelumnya, Brain Cipher menyerang Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS 2) yang berlokasi di Surabaya, membuat sejumlah layanan publik lumpuh. Serangan malware sejak 17 Juni 2024 itu membuat data kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah terkunci atau tersandera.
ADVERTISEMENT
Brain Chiper meminta tebusan USD 8 juta atau Rp 131 miliar dalam bentuk kripto Monero untuk memberikan kunci agar data raksasa di PDN bisa diakses kembali.
Pada Rabu, 3 Juli 2024 Brain Cipher mengumumkan telah memberikan kunci pembuka (dekripsi) PDSN2 ke pemerintah secara cuma-cuma. Pengumuman tersebut diunggah di situs Brain Cipher yang hanya bisa diakses melalui browser khusus di darknet.
Dalam unggahannya, Brain Chiper memakai logo Kominfo dan tagline "Indonesia Terkoneksi".