Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Debat Memanas, Sudirman Said Serang Ganjar soal Korupsi e-KTP
3 Mei 2018 21:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Debat kedua Pilgub Jawa Tengah berlangsung memanas. Isu sensitif dan yang sudah diduga bisa menyerang calon gubernur petahana Ganjar Pranowo , rupanya muncul dalam debat kali ini, yaitu terkait korupsi e-KTP di KPK.
ADVERTISEMENT
Adalah cagub Sudirman Said yang menyinggung Ganjar Pranowo yang juga mantan Wakil Ketua Komisi II DPR saat proyek e-KTP bergulir, sering bolak-balik dipanggil KPK dalam kasus korupsi yang melibatkan banyak anggota DPR dan pejabat Kemendagri.
"Mas Ganjar bolak-balik ke KPK karena menjadi saksi, kita tak ingin menambah daftar (orang yang jadi tersangka)," ucap Sudirman dalam debat di Hotel Best Western, Sukoharjo, Kamis (3/5).
Sudirman mengajukan pertanyaan kepada Ganjar, apa yang akan atau sudah dilakukan untuk membuat Jateng bebas dari korupsi. "Karena menurut saya korupsi itu soal teladan, bukan sistem," ucap Sudirman kalem.
Ganjar tersenyum mendengar pertanyaan Sudirman.
Politikus PDIP itu mengatakan sudah melakukan banyak hal untuk mencegah korupsi di Jateng. Pemprov Jateng sudah ada kerja sama dengan KPK, kepala daerah di Jateng juga sudah mengikuti sekolah antikorupsi di KPK. Ganjar berani adu data soal provinsi yang lebih korup.
ADVERTISEMENT
"Data bisa dikonfirmasi, Jateng apa Jabar paling banyak (korupsi)? Publik harus menilai," kata Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar memaparkan, pelapor gratifikasi terbanyak ke KPK berasal dari Jawa Tengah hingga mendapat penghargaan. KPK juga memberikan penghargaan atas ketaatan pejabat di Jateng dalam melaporkan LHKPN.
"Soal komitmen kesaksian (menjadi saksi di KPK), itu kewajiban setiap warga negara dan kita tidak bisa lari," tegasnya.
Ganjar menyebut setiap saksi dalam kasus korupsi e-KTP bisa dilacak siapa yang menerima dan menolak.
Merespons hal itu, Sudirman mengajak masyarakat Jateng agar tetap memilih pemimpin yang bersih.
"Saya ajak masyarakat menggunakan hak pilih pemimpin yang jujur, bersih, rendah hati dan tidak punya risiko tersaangkut korupsi, karena Jateng berhak mukti tanpa korupsi," kata Sudirman.
ADVERTISEMENT