Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Debat Panas RK-Pram soal Perumahan: Singgung Ahok Paling Brutal Penggusurannya
17 November 2024 22:23 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) dan Pramono Anung (Pram) terlibat debat panas. Hal itu tersaji saat keduanya membahas tentang perumahan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Debat ini terjadi pada saat sesi pertanyaan antar calon. RK menanyakan kepada Pram, soal masalah Jakarta dan semua kota besar di dunia, yakni soal overpopulation.
Menurut RK, dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, pemadatan kota itu penting. Dia kemudian menanyakan dua hal kepada Pram, yakni:
Menjawab pertanyaan tersebut, Pramono melontarkan ide akan menggunakan lahan-lahan yang dimiliki Pemprov Jakarta dan BUMD untuk menjadi tempat hunian warga Jakarta. Misalnya, kantor kecamatan, kantor kelurahan, kantor desa, sekolah, yang ada untuk dibuat hunian ke atas.
ADVERTISEMENT
"Sebagai contoh konkret di Jakarta Selatan di Blok S ada sekolah dengan luas 1,1 hektare muridnya hanya 120, rata-rata mereka jam 3 jam 4 sudah tidak ada kegiatan. Nah yang seperti itu akan saya gunakan untuk membuat, yang pertama: lantai satu dua tiga empat lima ke bawah menjadi valet parking. (Lantai) satu, dua, tiga menjadi sekolah. Kita perbaiki dengan fasilitas yang lebih lengkap, ada lapangan olahraga dan sebagainya dan sebagainya," ujar Pram di venue debat pamungkas di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11).
"(Lantai) empat, lima, co-working space, dan berikutnya ke atas adalah untuk hunian. Karena daerah sana adalah daerah premium tentunya yang menghuni middle class up. Bagaimana dengan yang lainnya? Hampir semua tempat yang dimiliki BUMD maupun pemerintah kita bisa gunakan untuk itu," tambah dia.
Kemudian untuk pertanyaan kedua, Pram menegaskan bahwa ia tak apa ada perbedaan dengan eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Namun, dia mengaku sudah berdiskusi secara langsung dengan Anies, dan ide serta gagasan dalam diskusi itu akan dilanjutkan jika terpilih menjadi Gubernur Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Saya lanjutkan walaupun fraksi saya berbeda untuk itu. Bagi saya enggak apa-apa," ujar Pram.
Mendengar jawaban tersebut, RK membantah Pram. Terkait jawaban atas pertanyaan pertama, menurut RK, hal tersebut sulit dilakukan. Sebab, menurutnya, lahan Pemprov dan BUMD saja tidak cukup dimanfaatkan untuk jadi hunian warga.
"Saya membantah argumentasi Mas, sudah dihitung enggak akan cukup Mas, semua lahan pemerintah, lahan BUMD, sudah dihitung enggak akan cukup," kata RK di kesempatan yang sama.
Menurut RK, harus ada kombinasi antara lahan tersebut dengan penggunaan lahan-lahan lain seperti pasar hingga rumah-rumah seperti di Tebet dan Tanah Abang bisa dibangun empat sampai lima lantai.
"Sehingga orang yang tinggal bisa lebih banyak. Karyawan yang kerja di Sudirman-Thamrin bisa ngekost di lantai tiga-empatnya, pemiliknya di (lantai) satu dan dua," ujar RK.
ADVERTISEMENT
Dari jawaban tersebut, RK melanjutkan, hal itu perlu dilakukan untuk menghindari adanya penggusuran-penggusuran di Jakarta. RK kemudian menyinggung soal era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi pemimpin Jakarta yang paling banyak menggusur.
"Gubernur yang paling banyak menggusur datang dari partainya Mas Pram, Pak Ahok itu menggusur 113 kasus penggusuran, CNN April 2016. Dan menurut JJ Rizal, gubernur paling brutal penggusurannya adalah Pak Ahok dari partainya Mas Pram dan Bang Doel. Terima Kasih," kata RK disertai dengan gemuruh penonton.
Merespons hal tersebut, Pram enggan menjawabnya. Dia hanya menegaskan malam ini, datang dengan pendukung Ahok dan Anies. Selain itu, dia menyatakan komitmen untuk tidak melakukan penggusuran di Jakarta.
"Malam ini saya didampingi oleh Ahoker dan Anak Abah sehingga dengan demikian saya akan menggabungkan bagi saya, saya tidak mau menjawab itu, tapi saya berkomitmen di dalam membangun Jakarta saya lebih memanusiakan orang-orang yang memang perlu mendapatkan pertolongan," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Sehingga dengan demikian, catat yang menjadi omongan saya, kalau saya menjadi gubernur saya tidak melakukan penggusuran, yang saya lakukan adalah pemberdayaan, dan itu yang dibutuhkan oleh warga Jakarta. Maka saya fight untuk maju ini setelah melihat persoalan di bawah," pungkasnya.