Debat Pilgub Jateng: Ahmad Luthfi Sebut Akan Hapus Kartu Tani

10 November 2024 21:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paslon nomor urut 02 Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen saat debat kedua Pilgub Jawa Tengah 2024 di MAC Ball Room, Jalan Majapahit, Kota Semarang, Jateng, Minggu (10/11/2024). Foto: YouTube/ KPU Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Paslon nomor urut 02 Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen saat debat kedua Pilgub Jawa Tengah 2024 di MAC Ball Room, Jalan Majapahit, Kota Semarang, Jateng, Minggu (10/11/2024). Foto: YouTube/ KPU Jateng
ADVERTISEMENT
Cagub Jawa Tengah nomor urut 2 Ahmad Luthfi menyebut dirinya akan menghapus Kartu Tani bila terpilih dalam Pilgub Jateng. Menurutnya hal ini dilakukan untuk membereskan distribusi pupuk yang ribet.
ADVERTISEMENT
“Ke depan, apabila saya dan Gus Yasin menjadi gubernur, Kartu Tani akan saya hapuskan, untuk apa? Untuk tata kelola pupuk yang sekarang carut marut. Bukan tepat sasaran,” kata Luthfi dalam debat kedua Pilgub Jateng di MAC Ball Room, Kota Semarang, Minggu (10/11).
Luthfi menilai bahwa sebenarnya yang perlu dibenahi dari permasalahan petani di Jawa Tengah adalah mekanisme pendistribusian pupuk.
“Misalnya, dalam Kartu Tani itu seseorang hanya bisa ngambil di suatu PKL. Ternyata di PKL itu [pupuk] ureanya habis. Tetapi Kartu Tani gak bisa dipakai untuk ke PKL yang lain, akhirnya pak tani bilang pupuknya di sana habis, padahal PKL-nya tidak di sini, ini yang butuh dibetulin,” ujarnya.
“[yang perlu dibetulin] mekanisme pendistribusian pupuk di Jawa Tengah,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ketersediaan pupuk dari Kementerian Pertanian sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan petani.
“Pupuk di Jawa Tengah cukup bukan kurang. Di Indonesia, kementerian telah menyiapkan 40 juta ton, ditambah 40 juta ton, cukup,” ucapnya.
Katanya, yang tidak cukup adalah pendistribusiannya yang kurang tepat sasaran.
“Yang tidak cukup adalah pendistribusiannya kurang tepat sasaran. Dari mulai proses distribusi kemudian ke PKL baru ke petani, apa yang salah?” tuturnya.