Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Dede Yusuf Kritik Koster soal Piala Dunia U-20 Batal: Sudah Detik Akhir
30 Maret 2023 16:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf menyesalkan pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang dinilai menjadi salah satu penyebab batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Wayan Koster menjadi salah satu pihak yang menolak keras kehadiran Timnas U-20 Israel di Indonesa.
ADVERTISEMENT
Dede berharap ke depannya, ketika Indonesia menyatakan siap menjadi tuan rumah kegiatan olahraga internasional dapat fokus pada persaingan dan pertarungan olahraga, bukan politik.
“Kita sangat menyesalkan sekali bahwa pembatalan ini berlangsung di detik-detik terakhir ketika kita sudah siap menjadi tuan rumah. Dan pembatalan ini disebabkan karena statement dari Pemerintah Daerah Bali yang dalam hal ini sebagai tuan rumah drawing,” ujar Dede Yusuf, Kamis (30/3).
“Kemungkinan juga kita kan meminta opsi-opsi seperti misalnya Israel tidak main dan sebagainya ya. Nah, itu tidak bisa bagi FIFA, bagi mereka akan lebih mudah untuk memindahkannya ke negara lain yang lebih sanggup menerima ketimbang harus membuat sebuah perencanaan khusus terkait dengan satu atau dua negara anggotanya out,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Dede kecewa dan menilai batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi pukulan telak kepada dunia sepak bola Indonesia. Ia mengingatkan banyak pihak khususnya para atlet telah mempersiapkan diri. Sejumlah fasilitas seperti stadion juga sudah dipersiapkan, termasuk anggaran.
“Ada APBN dan APBD yang sudah dikeluarkan dan jumlahnya tidak sedikit, mungkin ratusan miliar, saya tidak tahu pastinya. Tetapi dari Kemenpora saja sudah dianggarkan Rp 300 miliar sekian untuk event ini, belum untuk perbaikan stadion dan lain-lain. Lalu itu mau dibagaimanakan pertanggung jawabannya? Siapa yang mau bertanggung jawab? Apakah BPK nanti akan menganggap itu temuan? Itu pun harus kita kaji secara mendalam,” urainya.
Dede mengingatkan, peristiwa Kanjuruhan sudah meninggalkan coretan merah pada dunia sepak bola Indonesia dan menjadi peristiwa sejarah sepak bola terkelam nomor 2 di dunia yang memakan korban. Sehingga ia menyesalkan ini diperparah dinamika politik di Indonesia dan polemik statement penolakan terhadap Timnas Israel.
ADVERTISEMENT
“Artinya sudah ada coretan merah ni, nah coretan merah ini dilukai lagi dengan adanya statement-statement yang sebetulnya tidak perlu. Ya sudah, itu yang menyebabkan akhirnya FIFA mengambil kembali catatan, coretan merah itu sebagai alasan. Ini kalau misalnya tidak ada statement-statement yang menolak, ya kita tetep bisa bertanding,” tuturnya.
Terpisah, Dede menekankan Indonesia seharusnya bisa menyetujui aturan FIFA saat sudah sepakat menjadi tuan rumah. Apalagi, sebetulnya sudah ada banyak preseden kehadiran delegasi Israel dalam berbagai ajang internasional yang digelar di Indonesia.
"Erick Thohir lobi, pasti pusing. Presiden pasti pusing. Ya ini wajah presiden juga bagaimana pun. Sebagai tuan rumah, anggaran sudah kita keluarkan, ya ini wajah Indonesia, tapi karena satu dua statement yang dikeluarkan tokoh publik, tiba-kita kita dianggap tidak layak jadi tuan rumah. Itu pukulan hebat. [Statement itu] krusial. Karena ini kan acara FIFA. Kita ketempatan aja, ya kita harus siap konsekuensi," ujar Dede.
ADVERTISEMENT
"Ibaratnya FIFA undang musuh politik kita, kita harus siap. Karena kita tuan rumah. Sama seperti G20 kemaren. Parlemen 20 (P20). Kan Israel datang. [Turnamen] bulu tangkis di Jakarta, kan Israel juga datang. Panjat tebing. Ya kalo konsisten tolak nggak usah ada yang dateng. Tapi ini beda. Kok momentum ini dihancurkan statement. Kita punya komitmen perjuangkan Palestina, betul, tapi kan ini bukan event politik," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X DPR Fraksi Golkar Hetifah Sjaifudian juga menerangkan, anggaran Kemenpora yang diajukan ke DPR untuk keperluan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 mencapai Rp 350 miliar. Sebagian tentu sudah digunakan pada 2022 untuk berbagai keperluan.
"Indonesia memenangkan bidding sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20 Tahun 2021, di Rapat FIFA di Shanghai pada tahun 2019. Bersaing dengan Peru dan Brasil. Pada Pembahasan APBN 2021 dianggarkan anggaran untuk Tuan Rumah Piala Dunia U20 Tahun 2021 sebesar Rp 240 miliar. Namun karena event tersebut ditunda ke 2023 karena pandemi, maka anggaran tersebut dicabut dan dimasukkan kembali pada APBN 2023 sebesar Rp 350 miliar," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Saya lagi cek, mungkin juga ada di 2022 yang sudah digunakan. [Walaupun] anggaran Kemenpora lebih ke persiapan renovasi dan persiapan lainnya. Bukan ke event itu sendiri," tambah dia.