Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Dedi Mulyadi Sebut Pj Gubernur Jabar dari Polri Terlalu Berlebihan
29 Januari 2018 13:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Bakal calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku tak khawatir dengan sikap Kemendagri yang memilih jendral aktif Polri menjadi pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat. Hanya saja, ia heran apabila alasan pengangkatan anggota polisi menjadi Pj Gubernur Jabar karena faktor keamanan.
ADVERTISEMENT
"Dari sisi saya sebagai kandidat tidak memilki kekhawatiran apapun terkait Plt Gubernur Jabar dari kalangan manapun. Tapi kalau dari sisi regulasi aspeknya mari kita lihat dan kaji secara bersama-sama. Pemilu di Jabar itu sangat kondusif bahkan hari ini tidak ada perguliran isu SARA meskipun hanya kecil," ujar Dedi saat ditemui di kantor DPD Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Senin (29/1).
Menurutnya, penunjukkan anggota polisi sebagai Pj Gubernur Jabar merupakan keputusan yang berlebihan. Ia mengaku tidak melihat ada urgensi yang mengharuskan Jabar dipimpin sementara oleh aparat penegak hukum.
"Tidak ada hal-hal yang urgen yang perlu mendapatkan penyikapan yang berlebihan," ujar dia.
Kemendagri mengusulkan Irjen Pol M. Iriawan menjadi Pj Gubernur Jawa Barat untuk mengisi kekosongan Gubernur dan Wakil Gubernur menjelang Pilkada 2018. Selain di Jabar, Kemendagri pun mengusulkan Pj Gubernur di Sumatera Utara diisi oleh Irjen Pol Martuani Sormin.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut sempat menuai kontroversi. Kebijakan itu dinilai bakal menimbulkan keberpihakan bagi salah satu calon. Di Jawa Barat, ada mantan jendral aktif kepolisian yang menjadi bakal calon wakil gubernur. Dia adalah Anton Charliyan yang terkahir menjabat sebagai pejabat utama Mabes Polri.
Live Update