Dekan di Maroko Tolak Beri Penghargaan ke Wisudawati yang Pakai Keffiyeh

18 Juli 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pengunjuk rasa menunjukkan pose jari damai saat aksi dukungan bagi tahanan wanita Palestina di penjara-penjara Israel, di luar gedung Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Kota Gaza, pada Senin (7/3/2022)
 Foto: Mohammed Abed/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjuk rasa menunjukkan pose jari damai saat aksi dukungan bagi tahanan wanita Palestina di penjara-penjara Israel, di luar gedung Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Kota Gaza, pada Senin (7/3/2022) Foto: Mohammed Abed/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah video menunjukkan seorang dekan di sebuah universitas di Maroko menolak memberikan penghargaan kepada mahasiswinya karena mengenakan keffiyeh.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang diunggah media lokal Maroko, Morocco World News, seorang mahasiswi terlihat sedang menunggu gilirannya untuk mendapatkan penghargaan dalam acara wisuda. Namun, dekan fakultas yang seharusnya mewakili penyerahan itu malah menyoroti keffiyeh yang digunakannya. Lalu dekan menunjukkan gestur penolakan dan kembali ke tempat duduknya.
Wisudawati itu terlihat kebingungan. Kemudian pemandu acara mempersilakan perwakilan lain untuk memberikan penghargaan. Para tamu sontak bertepuk tangan, beberapa berdiri memberikan dukungan saat prosesi penyerahan penghargaan tersebut.
Rekaman yang beredar di media sosial itu memicu kecaman terhadap dekan yang menjabat sebagai kepala Fakultas Sains di Ben M’sik Casablanca.
Serikat Pendidikan Tinggi dan Penelitian Ilmiah turut menyesalkan insiden tersebut karena dilakukan dalam lingkungan akademis yang seharusnya mengutamakan kebebasan berekspresi.
ADVERTISEMENT
“Ini terjadi pada saat yang sensitif ketika warga Maroko merasakan kesakitan dan kepahitan akibat kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina yang dilakukan musuh Zionis, dengan menggunakan bentuk-bentuk penganiayaan, penyiksaan, dan pembunuhan yang paling buruk,” tulis pernyataan serikat pekerja tersebut, seperti dikutip dari Morocco World News.
Serikat pekerja mengutuk tindakan tersebut melalui kantor cabang lokalnya di Universitas Hassan II di Casablanca. Mereka menyatakan tindakan tersebut bertentangan dengan posisi Maroko terhadap perjuangan Palestina.
Momen penolakan itu juga menimbulkan kekecewaan dan kemarahan dari banyak orang di media sosial.
“Sejujurnya, sungguh memalukan dan sangat memalukan bagi seorang dekan sebuah perguruan tinggi di Maroko yang menolak menyerahkan ijazah kepada seorang mahasiswa Maroko karena dia mengenakan keffiyeh Palestina. Saya yakin tidak ada seorang pun yang mengeluarkan fatwa atas keputusan bodoh ini. Pelajar di seluruh dunia bangkit untuk tujuan kemanusiaan, namun di sini, di negara kita, ada orang-orang yang takut akan keffiyeh,” tulis seorang warga di platform X.
ADVERTISEMENT
Insiden ini terjadi saat protes sedang berlangsung di kota-kota Maroko. Di sana rutin berlangsung demonstrasi mingguan untuk menyatakan solidaritas terhadap Palestina.
Kota-kota besar seperti Tangier, Casablanca, dan Rabat telah menjadi tempat terjadinya protes besar di mana para demonstran mengenakan keffiyeh dan mengibarkan bendera Palestina sebagai simbol kecaman Israel.
Keffiyeh, juga dikenal sebagai kufiyeeh, telah lama dikaitkan dengan kasus Palestina dan aktivisme pro-Palestina.
Penggemar Maroko di Souq Waqif, mengibarkan bendera Yordania dan Palestina untuk merayakan saat Maroko maju ke semi final setelah pertandingan Maroko dan Portugal, di Doha, Qatar, 10 Desember 2022. Foto: Ibraheem Al Omari/REUTERS

Hubungan Maroko dan Israel

Sama seperti mayoritas negara-negara dunia, posisi resmi Maroko pada konflik Israel-Palestina adalah mendukung solusi dua negara/two state solution. Mereka juga mendukung Timur Yerusalem jadi ibu kota Palestina di masa mendatang.
Namun, Maroko telah memperbaiki hubungan diplomatik dengan Israel sejak akhir 2020. Hal itu terwujud berkat peran dari eks Presiden AS Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Usai Maroko kembali memperbaiki hubungan diplomatik dengan Israel, AS langsung mengakui kedaulatan negara di Afrika Utara itu atas Western Sahara. Teritori itu sejak lama berupaya memerdekakan diri dari Maroko.