Dekan FISIP Unair Ingatkan BEM Jangan Lupa Marwah Akademik saat Sampaikan Kritik

28 Oktober 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dekan FISIP Unair, Prof Bagong Suyanto (baju putih) dan Ketua BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah Bachtiar (kerudung hitam) usai pertemuan buntut pembekuan BEM FISIP Unair atas pemasangan karangan bunga, Senin (28/10/2024). Foto:  Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dekan FISIP Unair, Prof Bagong Suyanto (baju putih) dan Ketua BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah Bachtiar (kerudung hitam) usai pertemuan buntut pembekuan BEM FISIP Unair atas pemasangan karangan bunga, Senin (28/10/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Karangan bunga satire soal pelantikan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming yang dibuat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berujung pada surat pembekuan dari pihak dekanat FISIP Unair.
ADVERTISEMENT
Polemik pembekuan BEM ini sempat ramai hingga akhirnya pihak Dekanat FISIP Unair bersama dengan BEM duduk bersama membahas masalah ini.
Dekan FISIP Unair, Prof Bagong Suyanto, mengatakan pertemuan dengan BEM FISIP Unair dilakukan hari ini, Senin (28/10). Hasilnya, dekanat mencabut pembekuan terhadap BEM FISIP Unair tersebut.
"Kami sudah bertemu sudah berbicara dari hati ke hati, intinya detik ini juga dekanat akan mencabut SK (surat keputusan) pembekuan kepengurusan BEM FISIP Unair," ujar Bagong di Unair, Senin (28/10).
Selain itu, Bagong menyampaikan bahwa pengurus BEM FISIP Unair sepakat untuk tidak menggunakan diksi kasar saat melakukan kritik dan pendapat.
Menurutnya pembekuan itu sebelumnya dilakukan sebagai bentuk evaluasi kepada BEM FISIP Unair karena menggunakan diksi kasar di dalam karangan bunga yang dibuat.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah sepakat dengan Mbak Tuffa (Ketua BEM FISIP Unair) dan teman-teman secara concern kami, kami tidak ingin kita ini mengembangkan kultur yang terbiasa menggunakan diksi yang kasar dalam kehidupan politik. Jadi kami sepakat untuk memilih menggunakan diksi yang sesuai dengan kultur akademik," ungkapnya.

Jangan lupa marwah akademik

Bagong mengaku bahwa dia sebenarnya mengerti substansi dari kritik yang disampaikan oleh BEM FISIP Unair melalui karangan bunga itu. Namun, Bagong berharap agar kritikan itu sesuai dengan marwah akademik.
"Kami paham apa yang disuarakan oleh BEM FISIP, itu menjadi hak BEM FISIP untuk menyuarakan apa yang jadi aspirasi mereka. Tapi saya sebagai dekan dan pihak dekanat memastikan kepada BEM untuk tidak lupa marwah akademiknya," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menjamin kepada BEM dan mahasiswa FISIP Unair lainya tetap mendapat kebebasan menyampaikan aspirasi dan kritik ke depannya. Akan tetapi, kritikan itu bisa dipertanggungjawabkan.
"Kami memberi kebebasan pada mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi sosial politiknya. Tentu harus bertanggung jawab, apa yang disampaikan tentu harus berdasar, apa yang disampaikan bisa menjadi sesuatu yang bisa dipertanggungjawabkan," katanya.
Sementara itu, Ketua BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah Bachtiar, membenarkan bahwa pembekuan itu sudah dicabut oleh pihak dekanat.
"Hari ini SK pembekuan BEM FISIP akan ditarik oleh Prof Bagong," ujar Tuffa.
Tuffa mengaku bahwa dirinya beserta Kementerian Politik dan Kajian Strategis BEM FISIP Unair yang memasang karangan bunga tersebut.
"Dan karangan bunga yang kemarin memang bentuk ekspresi dari teman-teman Kementerian Politik dan Kajian Strategis dan itu memang di bawah BEM FISIP," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Atas peristiwa ini, Tuffa menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan dukungan kepada BEM FISIP Unair. Ia pun berjanji akan tetap kritis dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.
"Ke depannya kami bertekad untuk tetap kritis, tetap tegak dan kami tetap berani untuk pemilihan diksi dan lain-lain itu. Yang jelas kami mengamini apa pun itu. Kami tetap kritis dengan tidak keluar koridor akademik," terangnya.
Sebelumnya pembekuan BEM ini dilakukan usai BEM FISIP Unair memasang karangan bunga yang berisi ucapan 'selamat' kepada presiden dan wakil presiden 2024 terpilih di Taman Barat Fisip Unair pada Selasa (22/10) sekitar pukul 15.00 WIB.
Ucapan itu bernada satire yang bernada keras:
‘Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar) - Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa. Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi)’.
ADVERTISEMENT
Kemudian, foto karangan bunga itu tersebut diunggah di media sosial dan viral.
Jumat (25/10), pihak BEM Fisip Unair mendapat e-mail dengan surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang ditandatangani oleh Dekan Fisip Unair Prof Bagong Suyonto menyatakan BEM Fisip Unair dibekukan.