Dekan FK Unpad Verifikasi Konten yang Sindir Bullying di Dunia Kedokteran

18 Agustus 2024 0:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: CGN089/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: CGN089/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah video ramai di media sosial, karena dianggap tak berempati terhadap kasus bunuh diri mahasiswa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Universitas Diponegoro (Undip).
ADVERTISEMENT
Diduga, video itu dibuat oleh sejumlah mahasiswa PPDS Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad). Tayangan itu banyak dikritik netizen lantaran menyebut kekhawatiran atas bullying dan senioritas itu lebay.
Terkait hal ini, Dekan FK Unpad Yudi Mulyana Hidayat, menyebut pihaknya masih memverifikasi apakah benar video itu dibuat oleh mahasiswa PPDS Unpad atau bukan. Namun, Yudi berpandangan, bahwa video itu merupakan sanggahan atas stereotip khalayak.
“Tampaknya, kalau pakai jaketnya (almamater) betul pakai jaket Unpad. Saya tidak tahu persis, tapi sedang kita coba verifikasi siapa yang membuatnya. Pada prinsipnya (video itu) ingin mengcounter bahwa tidak semuanya pendidikan spesialisasi itu ada bullying,” kata Yudi saat dihubungi Sabtu (17/8).
Yudi sendiri tak menampik bahwa aksi perundungan pernah terjadi di lingkungan PPDS Unpad, saat dikonfirmasi. Namun, dia mengaku itu hanya terjadi di departemen tertentu saja, terutama yang menggunakan pisau dalam praktiknya.
ADVERTISEMENT
“Hanya di departemen tertentu, terutama departemen yang memegang pisau, kalau kita istilahnya begitu, yang bedah-bedah,” katanya.
Yudi juga mengklaim pihaknya telah memberikan sanksi untuk sejumlah kasus yang pernah terjadi di lingkungan PPDS Unpad. Mulai dari perpanjangan masa studi hingga drop out.
“Pemutusan studi itu terjadi itu yang pertama 8 bulan yang lalu. Kita putus studi. Kemudian yang kedua itu ada mungkin ada 4 bulan lalu, padahal itu udah mau lulus, sudah senior, mungkin berapa bulan lagi lulus, tapi karena pelaku melakukan perundungan yang sangat berat dia harus berhenti. Nah yang terakhir itu dua bulan lalu kita keluarkan,” katanya via sambungan telepon.
Bullying di dunia kedokteran tengah ramai diperbincangkan. Terutama setelah kasus bunuh diri Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS anestesi Undip. Diduga, Aulia bunuh diri karena tak kuat menahan bullying selama menjalani PPDS.
ADVERTISEMENT
Undip buka suara terkait hal ini. Berdasarkan hasil investigasi internal Undip, tidak benar Aulia bunuh diri karena bullying.
"Mengenai pemberitaan meninggalnya Almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," tegas Rektor Undip Suharnomo melalui keterangan tertulis, Kamis (15/8).