Deklarasi Anies-Cak Imin, Apa Efeknya Buat Parpol Pendukung di Jatim?

5 Oktober 2023 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bacapres Anies Baswedan bersama Bacawapres Muhaimin Iskandar saat menyambangi kantor DPP PKB di Cikini, Jakarta, Senin (11/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bacapres Anies Baswedan bersama Bacawapres Muhaimin Iskandar saat menyambangi kantor DPP PKB di Cikini, Jakarta, Senin (11/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga survei SMRC merilis hasil jajak pendapat terkait efek elektoral dari deklarasi paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terhadap partai-partai politik di Jawa Timur. Pasangan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) ini diusung oleh PKB, NasDem, dan PKS.
ADVERTISEMENT
Pendiri SMRC, Saiful Mujani, menyebut selama ini PKB memiliki basis kekuatan besar di Jawa Timur, bahkan PKB pernah menjadi partai nomor satu di Jatim pada awal reformasi 1999 dan di Pemilu 2004. Di Pemilu 2019, PKB menempati posisi kedua setelah PDIP di Jawa Timur dengan selisih suara tipis.
"Deklarasi di mana Ketum PKB menjadi cawapres diharapkan ada efek ekor jas dari sana, karena tokoh utamanya jadi banyak dibicarakan. Kalau di Jatim saja tidak mengalami kemajuan. Efek deklarasi tersebut pada PKB di daerah lain mungkin juga tidak bisa diharapkan," kata Mujani dalam keterangannya, Kamis (5/10).
Pada Pemilu 2019, PKB mendapatkan 18,5%; sedangkan usai deklarasi Anies-Cak Imin elektabilitas mereka menjadi 17,8%. Meski deklarasinya digelar di Jatim, menurut Saiful, hal ini tak mendongkrak elektabilitas partai karena dukungan PKB kepada Anies dinilai adalah keputusan elite saja.
ADVERTISEMENT
"Selama ini di Jatim massa PKB adalah pemilih Jokowi, karena itu imajinasi umumnya pemilih PKB adalah akan memilih calon yang relatif dekat dengan Jokowi. Sejauh ini, dalam persepsi pemilih, Anies bukan tokoh yang dianggap dekat dengan Jokowi," jelas Saiful.
Elektabilitas partai politik di Jatim usai dekalrasi Anies-Cak Imin. Foto: SMRC
Sehingga, menurutnya, pasangan Anies-Cak Imin butuh hal baru untuk menyosialisasikan dan memberikan argumen yang meyakinkan para pemilih PKB di Jawa Timur.
“Ini menjadi tantangan pada elite PKB atau elite pasangan Anies-Muhaimin untuk menjelaskan pada konstituennya,” lanjutnya.
Ia lalu menyoroti penurunan suara NasDem dari 10,3% di 2019 menjadi 3,5%; dan PKS dari3,8% menjadi 1%. Dari data ini, menurut Saiful, tak ada atau belum ada efek ekor jas deklarasi Anies-Cak Imin terhadap partai pendukung mereka di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
“Saya melihat deklarasi Anies-Muhaimin tidak (belum) punya coat tail effect atau efek ekor jas dari deklarasi Anies-Muhaimin pada partai-partai pendukung mereka dan itu di Jawa Timur yang merupakan basis Muhaimin Iskandar,” jelasnya.
Populasi survei ini adalah seluruh WNI di Jawa Timur yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random 180 responden. Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 150 atau 83% dan sebanyak 150 responden ini yang dianalisis. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Waktu wawancara lapangan 2-11 September 2023.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 8,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
ADVERTISEMENT