Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Deltacron Dianggap Tak Terlalu Mematikan, Omicron Siluman Lebih Berbahaya
18 Maret 2022 18:24 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Di tengah banyaknya masyarakat dunia yang terinfeksi COVID-19 subvarian Omicron Siluman atau BA.2, belakangan ini mulai ramai terkait munculnya varian baru yaitu Deltacron. Ia merupakan rekombinan varian Delta dan Omicron.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. dr. Zubairi Djoerban, menjelaskan bahwa virus melakukan mutasi dikarenakan virus tersebut ingin tetap hidup dan masuk ke tubuh manusia untuk dapat berimplikasi.
“Sebetulnya virus itu ingin tetap hidup tetap bisa menebus masuk ke tubuh manusia. Virus ini hanya bisa berimplikasi dan tidak dapat berimplikasi sendiri. Namun harus menumpang di inang di tempat manusia yang dimasukinya, oleh karena itu mereka melakukan mutasi,” jelas Zubairi dalam Peresmian Monumen Pengabdian Dokter Indonesia, Kamis (17/3).
Varian Deltacron ini juga muncul ketika varian Delta dan Omicron masuk ke tubuh seorang pasien. Kemudian ketika mutasi muncul di dalam sel yaitu rekombinan antara kedua virus.
“Deltacron mulai muncul karena adanya varian delta dan omicron. Keduanya masuk ke dalam tubuh seorang pasien. Kemudian pada waktu mutasi dan di dalam sel ini muncul rekombinan, sehingga muncul Deltacron,” kata Zubairi.
ADVERTISEMENT
Namun saat ini penyebaran varian Deltacron tidak terlalu banyak, sehingga belum ada perhatian atau kekhawatiran khusus. Karena saat ini yang menjadi prioritas utama yaitu penanganan kasus terinfeksi Omicron Siluman atau BA.2 yang mendominasi angka positif di dunia.
Zubairi juga menjelaskan bahwa meskipun Deltacron merupakan gabungan dari Omicron, namun penularannya tidak secepat Omicron.
“Memang ini suatu rekombinan namun kelihatannya kecepatan penularannya untuk mengambil alih dari omicron itu rendah. Jadi mungkin kedepan juga tidak menjadi penting,” ujarnya.
Sebelumnya kemunculan varian Deltacron sempat ditakutkan oleh berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena karakteristik delta yang memberikan efek berat dan Omicron yang sangat mudah menular.
“Tadinya kita sangat takut karena dengan Deltacron. Karena varian Delta amat sangat berat, bisa bikin orang dirawat bahkan lebih banyak meninggal. Sedangkan omicron itu amat sangat mudah menular. Jadi kalau rekombinan keduanya, kita membayangkan akan amat sangat gawat,” jelas Zubairi.
ADVERTISEMENT
Namun Zubairi menjelaskan bahwa ternyata varian Deltacron tidak memberikan efek yang parah.
“Untungnya ya, Alhamdulillah, tidak parah yang terjadi dan ternyata tidak terlalu menular serta tidak terlalu amat mematikan,” tutupnya.
Reporter: Devi Pattricia