Demi Followers, TikToker Malaysia Bikin Konten Hoaks Hilang di Hutan Bandung

6 Februari 2025 17:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hutan pinus. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hutan pinus. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kabar heboh tersebar di media sosial tentang hilangnya seorang influencer asal Malaysia @Eykaa di Hutan Bandung. Informasi tersebut semula muncul di akun TikTok @amnazhan lewat unggahan dengan narasi Pempengaruh Malaysia Hilang di Hutan Bandung Selepas Buat Content Paranormal.
ADVERTISEMENT
Kapolsek Panyileukan, Kompol Kurnia, memastikan konten dalam tayangan tersebut palsu atau hoaks. Konten palsu ini dibuat demi mendulang pengikut atau followers.
Kurnia menjelaskan video itu dibikin oleh dua warga negara Malaysia, Ammar Mohd Nazhan bin Noralyadi dan Aras bin Abdullah, pada Minggu malam 2 Februari 2025 lalu.
“Bahwa konten berita viral di media sosial TikTok @amnazhan terkait hilangnya TikToker @Eykaa WNA Malaysia adalah tidak benar, hanya merupakan skenario dan rekayasa agar mendapat rating dan follower yang lebih banyak," kata Kurnia saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (6/2).
Kurnia mengatakan pada malam itu sekitar pukul 19.00 WIB, Ammar dan Aras melakukan siaran langsung di lingkungan Embah Garut, Cisurupan, Cibiru, Kota Bandung. Dalam tayangan itu, diskenariokan sedemikian rupa Eykaa menghilang usai melakukan semacam kegiatan horor.
ADVERTISEMENT
Mengenai akan mengadakan kegiatan itu, menurut Kurnia, mereka sudah dapat izin dari pengurus kewilayahan setempat. Tapi, pihak kepolisian tidak dilibatkan dalam pengawasan acara sama sekali.
"Kegiatan tersebut tidak dilaporkan ke pihak kepolisian Polsek Panyileukan dan kegiatan tersebut tanpa rekomendasi dari Polsek Panyileukan dan Polrestabes Bandung," ujarnya.
Kurnia bilang, konten live streaming dari para kreator negeri tetangga tersebut merupakan rangkaian dari total 9 episode. Sayangnya, mereka tak menyadari konsekuensi yang timbul dari konten tersebut, yakni keresahan di tengah masyarakat setempat.
Setelah ditindaklanjuti polisi, Ammar dan Aras akhirnya mengaku konten tersebut hanya rekayasa demi popularitas. Mereka menandatangani surat pernyataan di atas meterai, tidak akan mengulangi perbuatan serupa di waktu mendatang.
"Sekitar pukul 23.30 WIB, telah dibuat surat pernyataan di atas meterai tidak akan mengulangi perbuatan tersebut dan dibuatkan video klarifikasi," jelas Kurnia.
ADVERTISEMENT