Demi Kabur dari Wamil, Pria Rusia Ini Nekat Berselancar ke Estonia

27 September 2022 16:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas penegak hukum Rusia menahan demonstran selama aksi protes terhadap mobilisasi militer oleh Presiden Vladimir Putin, di Moskow, Rusia, Sabtu (24/9/2022). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Petugas penegak hukum Rusia menahan demonstran selama aksi protes terhadap mobilisasi militer oleh Presiden Vladimir Putin, di Moskow, Rusia, Sabtu (24/9/2022). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Seorang pria asal Rusia melakukan cara unik demi melarikan diri dari kebijakan mobilisasi parsial wajib militer yang diumumkan pemerintah Moskow baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Ia nekat berselancar melintasi Sungai Narva menuju Estonia secara ilegal agar tidak tertangkap oleh otoritas setempat.
Kabar itu dilaporkan oleh stasiun radio lokal Estonia ERR. Pihaknya mengatakan, seorang pria berusia 38 tahun yang tidak diketahui identitasnya itu menyeberangi perbatasan di dekat muara Sungai Narva dengan menggunakan papan dayung berdiri sekitar pukul 01:00 pagi waktu setempat pada Senin (26/9).
Melihat insiden yang tergolong tak biasa itu, penjaga perbatasan Estonia di Narva-Joesuu mengerahkan patroli, termasuk anjing pelacak dan menemukan pria itu di sebuah halte bus pada pukul 04:30 pagi.
Petugas penegak hukum Rusia menahan demonstran selama aksi protes terhadap mobilisasi militer oleh Presiden Vladimir Putin, di Moskow, Rusia, Sabtu (24/9/2022). Foto: Reuters
Meski berhasil tiba di Estonia, tapi skema itu berakhir gagal dan ia kemudian dideportasi kembali ke Rusia.
Sebelum dideportasi, pria itu dibawa ke pos pemeriksaan perbatasan untuk menjalani proses administrasi, lalu diberikan denda dan dikirim kembali ke Rusia.
ADVERTISEMENT
Kepada pihak berwenang Estona, pria itu mengaku nekat menyeberangi perbatasan sebab didorong oleh pemerintah mobilisasi militer parsial yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (21/9).
Mobilisasi parsial itu memerintahkan sejumlah 300.000 warga Rusia untuk mengikuti wajib militer untuk nantinya ditempatkan sebagai tentara cadangan dalam pertempuran di medan perang Ukraina.
Sementara itu, Estonia telah meningkatkan keamanan di perbatasannya sejak operasi militer khusus Rusia dimulai pada Februari lalu.
Warga dari Rusia setelah melintasi perbatasan ke Georgia di stasiun Zemo Larsi/Verkhny Lars, Georgia. Foto: Irakli Gedenidze/REUTERS
Kepala Pengawas Perbatasan dan Migrasi di Prefektur Ida Estonia, Eerik Purgel, kepada ERR mengatakan, hal itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya serangan serupa dari Rusia ke negaranya dan mengantisipasi imigran ilegal yang hendak melarikan diri ke Estonia, contohnya seperti pria peselancar itu.
“Kami memantau situasi dengan cermat, dan jika perlu, kami akan mengirim pasukan tambahan ke perbatasan,” kata Purgel, seperti dikutip dari Russia Today.
ADVERTISEMENT
Jarak perbatasan antara Rusia dan Estonia adalah sejauh 294 km. Sementara wilayah Narva-Joesuu berada di sudut timur laut Estonia, di mana Sungai Narva mengalir ke Teluk Finlandia.
Estonia juga telah bergabung bersama negara-negara Baltik lainnya, seperti Latvia dan Lithuania, untuk membatasi warga Rusia pemegang visa Schengen yang ingin memasuki teritorial mereka.