Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
Menteri Agama sekaligus Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin memantau langsung kondisi tenda di Arafah dan Mina jelang pelaksanaan haji. Ada beberapa permintaan Lukman demi kenyamanan jemaah, salah satunya soal suhu pendingin udara alias AC.
ADVERTISEMENT
AC merupakan inovasi terbaru pelaksanaan haji tahun ini untuk tenda-tenda di Arafah dan Mina. Tahun-tahun sebelumnya, satu tenda yang bisa berisikan lebih dari 200 jemaah hanya diberi mist fan atau kipas angin.
Dalam kunjungan pada Senin (5/8) Lukman mengaku puas pada fasilitas pendingin udara dalam tenda. Namun dia memberikan catatan untuk menurunkan suhu AC agar jemaah nyaman, terutama di siang hari yang bisa mencapai panas lebih dari 40 derajat Celcius.
"AC nya kondisi normal seperti ini bisa didinginkan lagi?" tanya Lukman kepada perwakilan muasassah, penyedia akomodasi bagi jemaah haji di Saudi.
"Bikin 24 (derajat)," kata Lukman.
Namun suhu ini, lanjut Lukman, bisa disesuaikan lagi di malam hari jika terlalu dingin. "Jelang siang perlu suhu yang lebih dingin, temperatur AC disesuaikan jika malam hari menyebabkan jemaah kedinginan," kata Lukman.
Pantauan kumparan, AC yang tersedia dalam tenda cukup besar dengan angin yang kencang. AC ketika kondisi tenda kosong bisa menjangkau seluruh sisi.
ADVERTISEMENT
Menurut Abduh Dhuyaur, Kepala Seksi Pelayanan Akomodasi Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) daerah kerja Makkah, untuk tenda besar berukuran 15x25 meter maka AC yang dipasang berkapasitas 118 PK dengan empat blower. Sementara untuk tenda kecil berukuran 5x10 meter ditempatkan 1 AC berkapasitas 56 PK dengan dua blower.
Abduh mengatakan ada sekitar 5.500 tenda Indonesia di Arafah dan Mina. "Di Arafah ada 30 tenda per maktab. Di Mina ada 45 tenda per maktab," ujar Abduh.
Selain AC, inovasi lainnya untuk jemaah di Mina adalah penomoran pada tenda untuk pertama kalinya. Nantinya setiap kloter berada di satu tenda, tidak dicampur dengan jemaah lainnya. Lukman mengatakan, penomoran ini diharapkan mengurangi selisih paham antar jemaah yang saling berebut tenda.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya identitas masing-masing tenda setiap jemaah memahami dan mengetahui tempat dia berdiam, baik selama di Arafah maupun Mina," kata Lukman.
Dia juga memuji kondisi tenda yang jauh lebih baik saat ini dibanding tahun sebelumnya. Di antaranya adalah pasak dari beton dan tali kawat yang sangat kuat. "Dua tahun lalu tiangnya bambu," tutur Lukman.
Tahun ini pemerintah Indonesia juga mengupayakan penambahan sarana toilet. Hasilnya kini di tiap maktab terdapat delapan urinoir tambahan di toilet pria. "Meskipun hanya diperuntukkan bagi laki-laki, tapi setidaknya itu bisa ikut membantu antrean yang selalu panjang di Mina," lanjut Lukman.