Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ujian besar menghantam Presiden Liberia George Weah. Ribuan warga turun ke jalan untuk memprotes pemerintahannya karena tingginya harga bahan pokok dan korupsi.
ADVERTISEMENT
Perhitungan kantor berita Prancis AFP, jumlah demonstran yang ikut unjuk rasa mencapai 10 ribu orang. Namun, kepolisian membantah penghitungan AFP, mereka menyebut pengunjuk rasa hanya sebanyak 4.000 orang.
Dalam unjuk rasa tersebut, pengunjuk rasa tidak hanya membawa spanduk-spanduk menentang pemerintah, mereka turut membawa dua buah plakat bertuliskan: 'kami lelah menderita' dan 'kami ingin kehidupan yang lebih baik.'
Para pendemo berkeinginan untuk memberikan plakat tersebut ke Presiden Weah, namun, keinginan itu gagal terwujud. Plakat akhirnya diserahkan ke perwakilan Wakil Presiden Liberia Jewel Howard-Taylor.
Sebelum demo berlangsung, pada Kamis (6/6) Weah mengeluarkan pernyataan terkait kondisi Liberia. Ia menyalahkan pemerintahan sebelumnya.
Tak hanya itu, Weah juga memperingatkan kepada siapa saja yang mencoba menyulut tindak kekerasan akan berhadapan tindakan tegas.
ADVERTISEMENT
"Kalian bebas melakukan apa saja, tapi berhati-hati lah. Siapa saja yang mencela, menghasut tindak kekerasan tidak akan diizinkan di bawah pemerintahan saya," sebut Weah.
Weah merupakan legenda sepak bola Afrika dan dunia. Ia pernah dianugerahi penghargaan pemain terbaik dunia pada 1995. Pada 2018, George Weah terpilih menjadi Presiden di negara asalnya Liberia.
Menjadi Presiden di Liberia, Weah langsung dibebani tugas berat. Dirinya diminta untuk memperbaiki kondisi Liberia yang adalah salah negara termiskin di dunia dan warganya masih menderita trauma akibat perang saudara.
Selama setahun memerintah Weah gagal membendung kenaikan harga sejumlah bahan pokok.
Live Update