Demo Gejayan Kembali Memanggil, Ini yang Disuarakan Massa Aksi

16 Desember 2023 16:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana aksi demonstrasi di Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (16/12/2023).  Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aksi demonstrasi di Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (16/12/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa dan elemen masyarakat yang tergabung di Aliansi Rakyat Bergerak menggelar demonstrasi bertajuk 'Gejayan Kembali Memanggil' di pertigaan Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman, Sabtu (16/12).
ADVERTISEMENT
"Kami mengeluarkan hashtag baru 'Gejayan Kembali Memanggil' atas kondisi keprihatinan kami terhadap kondisi situasi ekonomi politik. Terutama kita tahu bahwa di kondisi ketenagakerjaan, nasib kaum buruh dengan adanya upah murah itu kemudian menyengsarakan kelas pekerja di Indonesia, apa lagi kenaikan upah tidak sampai 10 persen. Kami menolak diterapkannya upah murah di Indonesia," kata Restu Baskara, Humas Aliansi Rakyat Bergerak, di lokasi.
Dalam aksi ini, massa meminta kepada negara untuk menyejahterakan buruh yang saat ini masih terlunta-lunta. Massa aksi juga menurut negara untuk mewujudkan pendidikan gratis di semua jenjang. Menurutnya ini menjadi kewajiban negara sesuai konstitusi yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Demokrasi yang saat ini dipertontonkan elite juga turut disorot dalam demo kali ini.
Suasana aksi demonstrasi di Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (16/12/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Dagelan yang konyol sekali, yang itu membodohkan masyarakat rakyat Indonesia, rakyat Indonesia sudah muak dengan politik hari ini, rakyat Indonesia sudah muak dengan tindakan elite-elite politik yang korupsi yang kemudian menerapkan kolusi nepotisme," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kami tahu bahwa di MK itu adalah produk reformasi tapi elite politik sekarang justru mengkhianati amanat dari reformasi yang sudah diperjuangkan dari 98 sampai sekarang. Artinya ini adalah tugas kita bagaimana mengubah keadaan itu, mengkritik rezim hari ini," jelasnya.
Restu mengatakan, massa akan terus turun ke jalan apabila kesewenang-wenangan, penindasan, dan kebodohan politik terus dipertontonkan.
"Kami sudah muak dengan semua paslon semua partai politik yang kemudian pro terhadap pemodal," bebernya.
Suasana aksi demonstrasi di Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (16/12/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Presiden Jokowi pun tak luput dari kritik. Jokowi dinilai mengkhianati cita-cita reformasi dengan melakukan kejahatan demokrasi.
"Jokowi menganggap dalam statement terakhirnya ia bilang presiden biasa dihina, presiden biasa dicaci, tidak, presiden memang tidak merespons, pendukungnya yang merespons, pendukungnya yang melakukan doxing, pendukungnya yang melakukan serangan terhadap aktivis atau siapa pun yang menggunakan hak kebebasan berbicaranya. Dalam hal ini artinya Jokowi sudah mengkhianati reformasi," kata Humas Aliansi Rakyat Bergerak lainnya, Dewa Adi Wibawa.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Jokowi juga dianggap telah melemahkan KPK.
"Berikutnya manuver dia terkait dengan MK, bagaimana adik iparnya dipergunakan sedemikian rupa hingga akhirnya Gibran anaknya muncul sebagai cawapres instan dan terbukti memang Anwar Usman melakukan pelanggaran etik. Jadi artinya Jokowi tidak mengkhianati partai, Jokowi mengkhianati reformasi dan rakyat," pungkasnya.