Demo Rusuh di Peru, Polisi Tangkap 205 Orang

22 Januari 2023 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas polisi berjalan menuju gedung yang terbakar selama protes 'Ambil alih Lima', di Lima, Peru, Kamis (19/1/2023). Foto: Sebastian Castaneda/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas polisi berjalan menuju gedung yang terbakar selama protes 'Ambil alih Lima', di Lima, Peru, Kamis (19/1/2023). Foto: Sebastian Castaneda/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kerusuhan pecah di beberapa kota di Peru pada Jumat (20/1). Massa menuntut pengunduran diri Presiden Dina Boluarte yang baru dilantik Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Setelah kerusuhan, polisi Peru bergerak cepat dan menangkap lebih dari 200 orang yang dituduh memasuki kampus universitas besar di Lima secara ilegal. Selain itu, polisi di Cusco menutup benteng Inca di Machu Picchu dan jalur Inca saat kerusuhan anti-pemerintah pecah.
Alfonso Barrenechea, dari Divisi Pencegahan Kejahatan di kantor Kejaksaan Peru, mengatakan mereka menangkap 205 orang di Universidad Nacional Mayor de San Marcos.
"Mereka ditangkap karena masuk tanpa izin di lingkungan universitas dan diduga mencuri barang elektronik," kata Barrenechea dikutip dari Reuters, Minggu (22/1).
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sebuah kendaraan lapis bajak mendobrak pintu di kampus. Tidak lama setelahnya, pasukan keamanan masuk untuk mengamankan para massa.
ADVERTISEMENT
"Sekelompok pengunjuk rasa bertopeng menyerbu kampus Jumat malam dan memindahkan personel keamanan dari kampus setelah mengambil rompi dan peralatan lain dari mereka," kata pernyataan Universidad Nacional Mayor de San Marcos.
Sedangkan di Cusco tembaga utama Antapaccay milik Glencore (GLEN.L) menghentikan operasinya pada Jumat (20/1) setelah pengunjuk rasa menyerang tempat itu. Selain itu, Bandara di Arequipa, Cusco dan Juliaca diserang oleh para massa.
"Mengingat situasi sosial saat ini di mana wilayah kita dan negara kita tenggelam, penutupan jaringan jalur Inca dan Machu Picchu telah diperintahkan, mulai 21 Januari dan hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Otoritas Budaya di Cusco.
Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi sebuah bangunan bersejarah terbakar, setelah ribuan demonstran protes di Lima, Peru, pada Jumat (20/1/2023). Foto: Angela Ponce/REUTERS
Perwakilan demonstran menegaskan, mereka tidak mau berhenti sampai Boluarte mundur. Demo berujung rusuh yang pecah setelah Boluarte berkuasa sudah menewaskan 44 warga sipil dan polisi.
ADVERTISEMENT
Krisis politik berujung krisis keamanan di Peru dimulai ketika eks Presiden Pedro Castillo dilengserkan kemudian ditangkap atas tuduhan korupsi.
Peristiwa tersebut memicu kemarahan pendukung Castillo. Massa Castillo yang mayoritas berasal dari daerah terpencil terus menerus menggelar demo meminta Boluarte mundur serta pemilu dipercepat.