Demo Tolak Aturan Pembatasan Sosial di Jerman Berujung Ricuh

19 November 2020 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah demonstran saat aksi protes di dekat Gerbang Brandenburger di Berlin, Rabu (18/11). Foto: Christian Mang/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah demonstran saat aksi protes di dekat Gerbang Brandenburger di Berlin, Rabu (18/11). Foto: Christian Mang/REUTERS
ADVERTISEMENT
Polisi Jerman melepaskan water cannon dan semprotan merica untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Kota Berlin, Rabu (18/11).
ADVERTISEMENT
Demo dilakukan memprotes kebijakan pemerintah Jerman yang memperketat pembatasan sosial untuk mengendalikan penyebaran virus corona yang akan disahkan oleh parlemen.
Para pengunjuk rasa berkumpul di landmark Berlin, Gerbang Brandenburg. Mereka melemparkan botol ke polisi dan menyalakan kembang api.
Seorang demonstran mengangkat papan bertuliskan "Lebih baik mati sambil berdiri, daripada hidup sambil berlutut!" saat aksi protes dekat Gerbang Brandenburger di Berlin, Rabu (18/11). Foto: Christian Mang/REUTERS
Polisi anti huru hara menahan beberapa pengunjuk rasa sambil menembakkan tembakan air dan mendesak massa untuk bubar.
Polisi telah menangkap 190 orang dan 9 petugas dilaporkan terluka.
Para pengunjuk rasa, termasuk kelompok sayap kanan menentang rancangan Undang-undang yang dibuat oleh pemerintahan Angela Merkel tentang penanganan virus corona.
Sejumlah demonstran berhadapan dengan polisi saat aksi protes di dekat Gerbang Brandenburger di Berlin, Rabu (18/11). Foto: Christian Mang/REUTERS
Sejumlah demonstran saat aksi protes di dekat Gerbang Brandenburger di Berlin, Rabu (18/11). Foto: Christian Mang/REUTERS
Kelompok alternatif sayap kanan Jerman (AfD) membandingkan aturan pembatasan COVID-19 tersebut dengan Enabling Act 1933, yang dikeluarkan oleh Nazi.
Para pengunjuk rasa tersebut sebagian besar tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak sosial. Mereka menyerukan soal "Hentikan kebohongan pandemi corona" dan "Tidak untuk vaksinasi paksa".
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan kepada parlemen tidak ada pemaksaan untuk vaksinasi dan menggambarkan pandemi sebagai "fenomena sekali dalam satu abad".
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengusulkan soal kewajiban penggunaan masker, menutup tempat bisnis termasuk bar dan restoran.
Berdasarkan data Worlometers, kasus infeksi virus corona di Jerman sabanyak 854.53 dengan 13.492 kematian.