Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
![Sejumlah demonstran saat aksi protes di dekat Gerbang Brandenburger di Berlin, Rabu (18/11). Foto: Christian Mang/REUTERS](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1605756478/karherufglaiyr0k5a39.jpg)
ADVERTISEMENT
Polisi Jerman melepaskan water cannon dan semprotan merica untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Kota Berlin, Rabu (18/11).
ADVERTISEMENT
Para pengunjuk rasa berkumpul di landmark Berlin, Gerbang Brandenburg. Mereka melemparkan botol ke polisi dan menyalakan kembang api.
Polisi anti huru hara menahan beberapa pengunjuk rasa sambil menembakkan tembakan air dan mendesak massa untuk bubar.
Polisi telah menangkap 190 orang dan 9 petugas dilaporkan terluka.
Para pengunjuk rasa, termasuk kelompok sayap kanan menentang rancangan Undang-undang yang dibuat oleh pemerintahan Angela Merkel tentang penanganan virus corona.
Kelompok alternatif sayap kanan Jerman (AfD) membandingkan aturan pembatasan COVID-19 tersebut dengan Enabling Act 1933, yang dikeluarkan oleh Nazi.
Para pengunjuk rasa tersebut sebagian besar tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak sosial. Mereka menyerukan soal "Hentikan kebohongan pandemi corona" dan "Tidak untuk vaksinasi paksa".
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan kepada parlemen tidak ada pemaksaan untuk vaksinasi dan menggambarkan pandemi sebagai "fenomena sekali dalam satu abad".
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengusulkan soal kewajiban penggunaan masker, menutup tempat bisnis termasuk bar dan restoran.
Berdasarkan data Worlometers, kasus infeksi virus corona di Jerman sabanyak 854.53 dengan 13.492 kematian.