Demo Warga Penyintas Gempa Bumi di Depan Pendopo Cianjur Ricuh

31 Mei 2023 17:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi unjuk rasa warga penyintas gempa bumi di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berakhir ricuh, Rabu (31/5/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Aksi unjuk rasa warga penyintas gempa bumi di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berakhir ricuh, Rabu (31/5/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Aksi unjuk rasa warga penyintas gempa bumi di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berakhir ricuh. Akibat kericuhan itu, gerbang utama pendopo rusak dan seorang pendemo luka, Rabu (31/5).
ADVERTISEMENT
Gempa di Cianjur terjadi pada 21 November 2022, menyebakan ribuan rumah rusak dan ratusan warga tewas.
Unjuk rasa yang digelar berjilid-jilid itu menuntut transparansi Pemkab Cianjur dalam mengelola dana bantuan gempa bumi, termasuk dana stimulan bantuan rumah rusak terdampak gempa yang tak kunjung selesai.
Seorang warga penyintas gempa, Atikah (43), mengaku masih belum terdata dalam daftar warga penerima bantuan stimulan rumah rusak terdampak gempa.
Padahal, kata Atikah, rumahnya di Desa Nagrak rusak berat dan sudah beberapa kali diverifikasi oleh petugas. Namun, tidak pernah masuk dalam daftar penerima stimulan.
"Saya sudah berupaya konfirmasi ke pihak desa, BPBD dan Perkimtan [Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan]. Namun, tidak pernah mendapatkan kejelasan, padahal rumah saya rusak berat," kata Atikah kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Atikah bahkan menduga ada "permainan" di level desa sehingga dia tak juga terdaftar.
"Ini sudah mau tahap 4 masih saja tidak terdaftar," kata Atikah.
Aksi unjuk rasa warga penyintas gempa bumi di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berakhir ricuh, Rabu (31/5/2023). Foto: Dok. Istimewa
Atikah berharap, Pemkab Cianjur, khususnya Bupati Herman Suherman, dapat segera menyelesaikan persoalan stimulan bantuan rumah rusak yang sudah berlangsung selama enam bulan sejak gempa terjadi.
"Segera selesaikan, karena kita warga bosan terus menerus tinggal di tenda darurat, jika siang panas, dan jika hujan tenda bocor. Sudah banyak anak-anak dan lansia yang sakit," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Cianjur Menggugat (AMCM) Galih Widyaswara menyayangkan tindakan arogansi oknum petugas Satpol PP yang memukul seorang peserta aksi unjuk rasa.
Kekerasan yang dilakukan oknum Satpol PP itu, lanjut Galih, terjadi saat ratusan warga terdampak gempa bumi melakukan aksi demo.
ADVERTISEMENT
Saat tiba di depan Pendopo, peserta aksi langsung mendorong pintu gerbang utama, setelah pintu gerbang jebol massa berlarian berusaha untuk masuk ke dalam Pendopo.
"Sejumlah petugas Satpol PP yang tengah berjaga pun berusaha menahan para peserta aksi unjuk rasa. Namun hal tersebut diwarnai dengan pemukulan oknum Satpol PP kepada seorang pengunjuk rasa," jelas Galih.
Galih mengungkapkan, pihaknya akan segara melaporkan tindakan kekerasan tindak pemukulan yang dilakukan seorang oknum Satpol PP Pemkab Cianjur ke kepolisian.
"Kami bakal segera melaporkan tindak kekerasan oknum Satpol PP yang telah memukul seorang peserta aksi unjuk rasa sebagai efek jera," pungkasnya